Menuju konten utama

Ahok-Djarot Silaturahmi ke PBNU Bersama Djan Faridz

Pasangan Calon Nomor Urut 2, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok - Djarot Saiful Hidayat bersilaturahmi ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Senen Jakarta Pusat, Senin (10/4/2017).

Ahok-Djarot Silaturahmi ke PBNU Bersama Djan Faridz
Cagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama disaksikan Cawagub Djarot Saiful Hidayat (kedua kiri) dan Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil (kanan) memberikan kesan dan pesan saat deklarasi dukungan GP Ansor kepada pasangan Ahok-Djarot untuk putaran kedua Pilkada DKI Jakarta di Jakarta, Jumat (7/4). GP Ansor DKI Jakarta menyatakan, dukungan untuk Ahok-Djarot merupakan momentum buat mencegah berkuasanya kelompok-kelompok radikal dan garis keras di Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/kye/17

tirto.id - Pasangan Calon Nomor Urut 2, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok - Djarot Saiful Hidayat bersilaturahmi ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Senen Jakarta Pusat, Senin (10/4/2017).

Baik Ahok maupun Djarot, keduanya bersama Ketua Umum PPP versi Djan Faridz dan disambut oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj.

Ketua Umum PPP Djan Faridz mengatakan pertemuan tersebut sebatas silaturahmi antara calon dengan PBNU. Menurut Djan, pertemuan tersebut menegaskan bahwa PBNU tidak mendukung calon, karena politis. Namun demikian, PBNU mengizinkan anggotanya untuk memilih calon.

"Tinggal calon-calon ini, masyarakat NU, nahdliyin tinggal melihat tanda-tanda yang diperlihatkan pada hari ini. Kita tidak ngomong politik kita yang penting semua 69 persen warga Nahdiyin Ahli Sunnah Wal Jamaah itu yang penting," ujar dia di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Senin (10/4/2017).

Djan Faridz mengatakan kaum nahdliyin cinta damai dan tidak menggunakan agama untuk hal-hal yang menyangkut radikalisme.

"Kita tidak ingin menggunakan agama untuk keperluan radikalisme. Kita Islam yang damai kita bukan Islam yang radikal yang mengancam yang memfitnah yang membohongi, yang menyumpahi semua doa untuk kebaikan," kata dia.

Djan Faridz juga menyatakan partainya menjembatani pasangan calon Ahok-Djarot untuk mewadahi kepentingan umat Islam.

Sementara itu, calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku pertemuan antara pihaknya dengan PBNU berisi diskusi terkait pembangunan Masjid KH Hashim Asy'ari di Jakarta Barat.

"Yang kedua, komitmen kita itu tercantum pada Bhineka Tinggal Ika, Pancasila. Beliau bilang ketika membuat kebijakan jangan hanya untuk partai muslim saja tetapi semuanya mendapatkan kelakuan yang sama," ujar Djarot di lokasi yang sama, Senin (10/4/2017).

Djarot mengaku NU tidak akan mendukung namun NU mempersilakan bagi siapapun yang mau silaturahmi. Djarot menyebut pihaknya memperjuangkan Islam Nusantara yang Rahmatan Lil'Alamin, bukan Islam radikalisme.

Senada dengan Djarot, Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini menyebut Bahwa PBNU sebagai ormas (organisasi masyarakat) keagamaan tidak mendukung, semuanya diserahkan kepada partai politik.

"Tadi dikatakan menerima kunjungan, kami juga sudah terima rombongan lain. Selamat berkampanye memasuki hari Pemilu, Pilgub, berpesan semoga pemilu kita lancar damai tidak menimbulkan kekisruhan," unggah dia.

Ia menyampaikan pesan Ketua PBNU, Said Aqil Siraj, yang mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam bernegara yakni harus membantu yang miskin, berniat kebaikan dan melakukan perubahan lebih baik.

Baca juga artikel terkait AHOK-DJAROT atau tulisan lainnya dari Chusnul Chotimah

tirto.id - Politik
Reporter: Chusnul Chotimah
Penulis: Chusnul Chotimah
Editor: Maya Saputri