tirto.id - Dua pasangan calon (paslon) gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno hadir dalam aksi damai 112 di Masjid Istiqlal. Mereka datang Sabtu (11/2/2017) dini hari untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah.
Anies-Sandi, tiba sekitar pukul 04:25 WIB, hampir berbarengan dengan cagub nomor urut satu, Agus. Sementara Sylvi baru tiba pada pukul 04:45 WIB.
Selain kedua paslon tersebut, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa, politisi Partai Gerindra M. Taufiq, dan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nurwahid juga terlihat hadir.
Rencana menghadiri acara yang diinisiasi oleh Forum Umat Islam (FUI) ini telah disampaikan kedua paslon sejak Jumat malam seusai mengikuti debat ketiga Pilkada DKI Jakarta 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta.
Seperti diungkapkan juru bicara tim pemenangan Agus-Sylvi, Imelda Sari, pihaknya menilai apa yang dilakukan paslon nomor urut satu sudah tepat. Datangnya mereka ke Masjid Istiqlal dini hari tadi dapat menjadi contoh yang baik agar masyarakat tidak terpecah meskipun berbeda pilihan.
"Kan ada Mas Anies dan Mas Sandi juga di situ. Kami lihatnya malah senang, karena memang untuk mengakhiri kampanye harus dengan energi yang baik. Shalat subuh ini diharapkan bisa untuk menghindari gesekan dan hal-hal yang tidak diinginkan selama masa tenang," ujarnya kepada Tirto.
Imelda membantah ada muatan politis di balik kedatangan Agus. "Tidak ada, karena tujuannya kan murni ibadah. Jadi kami tidak ambil pusing juga dengan faktor (acara ini) diselenggarakan oleh siapa," tambahnya.
Tirto pun mencoba menghubungi juru bicara tim pemenangan Anies-Sandi, Mardani Ali Sera, untuk mengetahui bagaimana tanggapannya terhadap kedatangan Anies-Sandi ke aksi 112. Akan tetapi, telepon kami tidak dijawab.
Kepala Polisi Republik Indonesia Jenderal (Pol) Tito Karnavian sendiri telah mengantisipasi kemungkinan masuknya kepentingan politik dalam aksi 112. Seperti diungkapkannya Jumat (10/2) kemarin di Mapolda Metro Jaya, Tito mengimbau keras panitia dan massa aksi 112 untuk tidak berbuat hal yang melanggar aturan. "Masih cukup kental aroma politik dari masalah ini. Masalah keagamaan sebaiknya tidak dikaitkan dengan masalah politik," ujar Tito.
"Kami sudah memberi peringatan untuk menggunakan Istiqlal bukan untuk kepentingan politik, meski dengan bungkus keagamaan," tambahnya.
Aksi yang semula direncanakan berupa pengerahan massa untuk turun ke jalan (long march) ini telah mengalami perubahan. Sesuai kesepakatan antara FUI dan Polda Metro Jaya pada Kamis (9/2) malam, aksi pun lantas difokuskan pada kegiatan zikir dan doa bersama.
Aksi dihadiri ribuan massa yang juga datang dari sejumlah daerah di luar Jakarta, seperti Pekanbaru, Surabaya, Indramayu, dan Bogor. Aksi 112 hanya dilakukan di lingkungan Masjid Istiqlal.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Jay Akbar