Menuju konten utama
Debat Cagub Mata Najwa

Adu Klaim Ahok & Anies Soal Rumah untuk Rakyat

Pada segmen kelima Debat Cagub di acara Mata Najwa, calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Rasyid Baswedan saling adu argumen mengenai program rumah untuk masyarakat DKI Jakarta.

Adu Klaim Ahok & Anies Soal Rumah untuk Rakyat
Basuki Tjahaja Purnama sedang menyampaikan pendapatnya dalam Debat Pilgub DKI jelang putaran dua di Studio Mata Najwa, Senin (27/3)/ Andrey Gromico

tirto.id - Pada segmen kelima Debat Cagub di acara Mata Najwa, calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Rasyid Baswedan saling adu argumen mengenai program rumah untuk masyarakat DKI Jakarta.

“Salah satu masalah di Jakarta adalah soal rumah. Hanya 51% warga yg memiliki rumah sendiri. Sisanya 49% tidak memiliki rumah, bahkan 2,8 juta kaum milenial terancam tidAK bisa memiliki rumah," kata Anies dalam program Mata Najwa di MetroTV, Senin (27/3/2017).

Anies menawarkan program rumah dengan uang muka atau DP (Down Payment) 0 persen karena menilai pemerintah sekarang belum memberikan solusi yang signifikan mengenai persoalan rumah ini.

“Pemerintah harus turun tangan, bukan menyediakan rumah sewa terus. Yang berat adalah DP, kami berikan DP nol rupiah," Anies.

Anies menilai warga Jakarta berhak untuk memilih rumah yang diinginkan, dan pemerintah seharusnya menjadi jembatan yang memfasilitasi hal ini.

“Kampung di tengah kota Jakarta itu tidak ada masalah, bahkan banyak rumah di tengah kota Jakarta dengan harga yang terjangkau. Warga dengan penghasilan Rp7 juta ke bawah seharusnya bisa mengakses ini. Kenaikan gaji itu seiring dengan kenaikan properti, kalau kita tidak menyiapkan jembatan, ini yang tidak dimiliki pemerintah sekarang,” jelas Anies.

Ahok sepakat dengan pernyataan Anies tersebut mengenai pemerintah seharusnya menjadi jembatan dari masalah mengenai kesenjangan harga rumah dan kemampuan warga untuk membeli rumah di Jakarta.

"Saya sepakat dengan pendapat Pak Anies, makanya kita kasih rusun. Pengertian sewa rusun itu salah. Orang dengan gaji Rp3 juta pun, dia tidak sanggup bayar pemeliharaan. Karena harga jual rumah sudah mencapai Rp1 miliar di tengah kota, gimana mau beli rumah ukuran 50meter persegi sudah Rp300 juta, jadi warga tak bisa beli rumah di tengah kota. Kita usulkan bagi mereka yang punya gaji Rp 7-10 juta beli tanah di pinggiran Jakarta tapi kos di apartemen," ujar Ahok.

"Makanya dia (warga) sewa dulu, bisa nabung untuk beli rumah di pinggiran, sebagai investasi," tambah Ahok.

Anies menimpali mengenai hal ini, bahwa warga Jakarta memiliki kesempatan untuk memiliki rumah mereka dan ia menawarkan bantuan pembiayaan rumah.

"Warga memiliki kesempatan memiliki rumah mereka. Kami memberikan bantuan pembiayaan rumah. Rumah dengan angka Rp350 juta itu banyak, bukan hanya di pinggiran kota, di tengah kota banyak. Pemerintah harus menyelesaikan supply and demand," terang Anies.

Ahok menyanggah pernyataan Anis tersebut. Menurut Ahok, menyediakan rumah bagi warga dengan rata-rata harga Rp300 juta itu terlalu memberatkan dan tidak realistis.

“Tadi kan bilang orang mau jual rumah Rp300 juta, pemerintah mau nolong dia. Nah, untuk sediakan 100 rumah dengan harga Rp300 juta ya perlu Rp300 miliar. Uang darimana itu?,” tegas Ahok.

Ahok tetap bersikukuh bahwa bank tidak akan mengijinkan pemberian kredit rumah tanpa DP, jadi solusi yang diberikan pemerintah untuk warga dengan gaji Rp3 juta itu diberikan rumah susun, sedangkan gaji Rp7-10 juta dapat membeli rumah di pinggiran Jakarta, dan kos di apartemen tengah kota.

“Saya ga suka bohongin orang untuk menarik simpati,” ujar Ahok saat Anies menilai program yang dinyatakan Ahok belum menunjukkan keberpihakan pada rakyat.

Debat kandidat Pilkada putaran kedua digelar oleh acara Mata Najwa di MetroTV, Senin (27/3/2017) pukul 19.30 WIB sampai dengan 21.30 WIB di Metro TV. Debat tersebut bertajuk "Babak Final Pilkada Jakarta".

Dua kandidat calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan, saling beradu argumen memaparkan keunggulan program dari masing-masing.

Moderator debat Pilkada DKI di Mata Najwa, Najwa Shihab menerangkan konsep debat kali ini mengikuti debat Pilpres Amerika Serikat. Debat kali ini tidak akan dibatasi waktu dan moderator dapat bertanya pada kandidat untuk mempertajam jawaban.

KPU DKI Jakarta telah menyusun jadwal penyelenggaraan putaran kedua melalui Surat Keputusan KPU DKI Jakarta Nomor 49/Kpts/KPU-Prov-010/Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 putaran kedua, dengan rincian sebagai berikut:

Pada 7 Maret hingga 15 April 2017 kedua paslon melakukan kegiatan kampanye. Di sela-sela waktu itu, KPU DKI Jakarta juga akan menyelenggarakan debat putaran dua. Pada 9 hingga 15 April 2017, KPU DKI Jakarta juga akan memfasilitasi paslon untuk memasang iklan kampanye di media massa.

Setelah itu, pada tanggal 16 hingga 18 April 2017 akan memasuki masa tenang dan pada 19 April 2017 akan dilaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS.

KPU DKI Jakarta akan melakukan rekapitulasi berjenjang dari tingkat kecamatan hingga provinsi pada 20 April-1 Mei 2017.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAGUB DKI 2017 atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri