tirto.id - Adidas, produsen pakaian dan peralatan olahraga Jerman, pada Selasa (24/5/016) waktu setempat, mengumumkan akan mulai memasarkan seri sepatu olahraga pertama yang dibuat oleh robot di Jerman mulai tahun depan.
Lebih dari 20 tahun setelah Adidas menghentikan kegiatan produksi di Jerman dan memindahkannya ke Asia, pemimpin eksekutif Herbert Hainer mengumumkan kepada awak media tentang prototipe baru 'Speedfactory' Adidas di Ansbach, Jerman selatan, seperti dikutip kantor berita AFP.
Pabrik canggih seluas 4.600 meter persegi untuk memroduksinya masih dalam masa pembangunan, namun Adidas memamerkan prototipe pabrik ke media dan menjanjikan otomatisasi dalam produksi sepatu, yang memungkinkan sepatu dibikin lebih cepat dan lebih dekat dengan tempat penjualan.
Pabrik tersebut akan memproduksi sekitar 500 pasang seri sepatu baru untuk dipasarkan pada kuartal ketiga 2016. Produksi skala besar baru akan dimulai pada 2017 dan Adidas berencana membangun 'Speedfactory' kedua di Amerika Serikat pada tahun yang sama, kata Hainer.
Produsen sepatu itu menargetkan produksi sekitar setengah juta per tahun dalam tiga sampai lima tahun di kedua pabrik tersebut, kata Gerd Manz, Kepala Inovasi dan Teknologi Adidas.
Namun demikian, Hainer menegaskan pabrik cepat itu tidak akan dengan segera menggantikan pekerjaan yang dilakukan oleh sub-kontraktor di Asia. "Tujuan kami bukan otomatisasi penuh," kata Manz.
Adidas memroduksi 301 juta pasang sepatu olahraga tahun 2015 dan perlu memroduksi 30 juta pasang sepatu tambahan setiap tahun untuk mencapai target pertumbuhannya tahun 2020.
Ketika dihubungi kantor berita AFP, enam sub-kontraktor Adidas di China menolak berkomentar dan mengatakan mereka tidak tahu tentang tempat produksi baru yang akan menjadi pesaing mereka tersebut.
Dalam jangka panjang, Adidas berencana membangun pabrik-pabrik yang dioperasikan robot di Inggris atau Prancis, dan bahkan bisa memroduksi kaus tim sepak bola nasional Jerman di negara sendiri, kata Hainer.
Sepatu-sepatu yang dibuat di Jerman akan dijual dengan harga yang sama dengan yang diproduksi di Asia, janjinya.
Adidas menghadapi peningkatan ongkos produksi di Asia, tempat perusahaan mempekerjakan sekitar satu juta pekerja.
Musuh bebuyutannya, Nike, juga tengah mengembangkan pabrik yang dioperasikan oleh robot, tapi tangkas Hainer, Adidas jauh lebih maju dari rivalnya di area ini.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara