tirto.id - Program pengintegrasian angkutan kota dengan OK Otrip sudah berjalan delapan bulan, namun masih terdapat masalah teknis. Salah satunya mesin tap kartu yang tidak berfungsi.
“Mesinnya rusak, nggak tahu sampai kapan,” kata Ali, salah satu pengguna kartu OK Otrip, kepada Tirto, Senin (3/9/2018).
Saat ditanya soal pembayaran pada angkot, pria paruh baya yang bekerja di pabrik roti di daerah Kayu Manis tersebut mengatakan "enggak bayar."
Masalah pada mesin tab kartu OK Trip juga diungkapkan Haryono, sopir OK Otrip rute OK-2. Menurut dia, mesin tidak bisa digunakan sudah lebih dari lima bulan.
“Awal dulu bisa dipakai, tapi sering macet juga,” katanya kepada Tirto.
Menurutnya, masalah pada mesin tab ini membuat para penumpang tak membayar biaya transportasi.
Tri Yoga, petugas pencatat kilometer yang berjaga di terminal Kampung Melayu mengungkapkan hal senada. Menurutnya permasalahan OK Otrip biasa terjadi pada mesin tap dan jaringan yang berulah.
“Lagipula sekarang masih tahap pengenalan, jadinya gratis. Nanti kalau sudah diterapkan baru bayar,” kata Yoga.
Mesin Tab Bermasalah, Gaji Sopir OK Otrip Tetap Lancar
Meski masih dalam tahap uji coba dan menghadapi masalah teknis, namun Haryono mengaku tak berpengaruh pada pembayaran gajinya.
“Pemerintah [Pemprov DKI] enggak pernah macet sih, ngasih uangnya,” kata Haryono.
Sistem penggajian sopir tidak ditentukan oleh berapa banyak penumpang, tapi dari jumlah jarak tempuh per hari. Haryono mengaku dalam sebulan digaji Rp3.600.000. Setiap sopir juga diberi uang makan sebesar Rp50.000 per hari dan dirapel dalam tiga hari.
Dalam sehari Haryono harus bolak-balik Kampung Melayu-Duren Sawit sebanyak lima trip. Haryono adalah sopir shift kedua, ia beroperasi dari pukul dua siang hingga sepuluh malam, sedangkan sopir shift pertama dari pukul lima subuh hingga satu siang.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora