Menuju konten utama

6 Ide Merayakan Hari Kartini 21 April di Rumah Bersama Keluarga

Cara merayakan Hari Kartini bersama keluarga di rumah di antaranya memasak bersama keluarga hingga nonton bareng film bertema perempuan.

6 Ide Merayakan Hari Kartini 21 April di Rumah Bersama Keluarga
Ilustrasi RA Kartini. tirto.id/Fuad

tirto.id - Kartini adalah tokoh emansipasi perempuan bangsa. Oleh karena itu, hari lahirnya, yaitu 21 April, diresmikan secara nasional sebagai Hari Kartini.

Pada Hari Kartini, bangsa Indonesia mengenang dan merayakan perjuangan perempuan asal Jepara ini. Tujuannya adalah, agar nilai-nilai perjuangan Kartini ini dapat benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Agar jasa-jasa Kartini tak terlupakan, dan nilai-nilai perjuangannya bisa selalu melekat serta diaplikasikan dalam kehidupan keluarga, berikut adalah beberapa ide merayakan Hari Kartini, yang bisa Anda rayakan bersama keluarga di rumah.

Ide Merayakan Hari Kartini Bersama Keluarga

1. Memasak bersama keluarga

Memasak adalah hal menyenangkan yang bisa membangun kebersamaan, sekaligus nilai-nilai emansipasi di antara anggota keluarga. Beri tugas secara adil dan merata kepada anggota keluarga yang membantu memasak, misalnya anak laki-laki diberi tugas mencuci piring, dan anak perempuan diberi tugas mengaduk sayur, atau sebaliknya.

Selain terjalin keakraban, memasak bersama juga bisa memberi pendidikan tentang relasi gender kepada anak sejak dini.

2. Menulis surat kepada anggota keluarga lain

Menulis surat adalah salah satu cara untuk mengeluarkan pendapat, dan buah pikiran. Seperti Kartini, menulis surat akan melatih anak dan anggota keluarga lain untuk pandai mengekspresikan buah pikirannya dan mengeluarkan suaranya kepada khalayak.

3. Nonton bareng film bertema perempuan

Nonton bareng film-film bertema perempuan akan menjadi ajang menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga untuk belajar bersama tentang isu-isu perempuan. Sekaligus menjadi media belajar anak sedari dini tentang isu gender dan pergerakannya.

4. Membaca buku-buku bertema perempuan

Selain nonton film, membaca buku-buku bertema perempuan juga bisa menjadi aktivitas menyenangkan, sekaligus mendidik.

Pilihlah buku-buku ringan, dan bergambar, tentang tokoh-tokoh perempuan nasional atau pahlawan nasional perempuan. Bacalah bersama, dan diskusikan bersama secara ringan, tentang perjuangan para tokoh perempuan itu, serta dampaknya bagi kehidupan bangsa.

5. Menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini secara bersama

Jika Anda bisa bermain instrumen musik atau ada anggota keluarga yang bisa bermain gitar maupun piano, maka menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini bersama-sama dengan iringan gitar atau piano itu akan sangat menyenangkan.

Dengan menyanyikan dan menikmati lagu Ibu Kita Kartini karangan WR Soepratman itu, Anda dan anggota keluarga lainnya, bisa mengingat kembali jasa-jasa Kartini untuk perempuan Indonesia.

6. Membersihkan rumah bersama-sama

Guna merayakan Hari Kartini, Anda dan anggota keluarga bisa bersama-sama membersihkan rumah agar rumah selalu bersih dan sehat.

Selain bermanfaat untuk kesehatan, membersihkan rumah bersama-sama akan membangun kebersamaan, sekaligus ajang belajar tentang kesetaraan gender, karena semua anggota keluarga, laki-laki dan perempuan, mendapat tugas setara untuk membersihkan rumah.

Sekilas Sejarah Hari Kartini

Hari Kartini ditetapkan sebagai hari besar nasional oleh Presiden Soekarno pada 1964. Saat itu, tepatnya 2 Mei 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964.

Dengan keputusan itu Presiden Soekarno menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional, sekaligus menetapkan 21 April sebagai Hari Kartini.

Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April 1879. Ia lahir dari pasangan bupati Jepara, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dengan M.A Ngasirah.

Hingga usia 12 tahun, Kartini boleh bersekolah di ELS (Europe Lagera School). Setelah dari ELS, Kartini terpaksa dipingit karena menurut tradisi, ia harus menunggu dilamar oleh calon suami.

Selama masa pingit itu, Kartini belajar secara mandiri, dan banyak menulis surat kepada teman-temanya di Belanda. Salah satu teman korespondensinya adalah Rosa Abendanon. Surat-surat Kartini itu banyak berisi buah pikirannya tentang sistem feudal yang banyak menindas perempuan, serta pentingnya pendidikan bagi perempuan.

Setelah Kartini menikah lewat perjodohan dengan bupati Rembang, K.R.M Adipati Ario Singgih Djodjo Adhiningrat, atas persetujuan suaminya itu, Kartini mendirikan sekolah untuk perempuan.

Kemudian, setelah Kartini meninggal pada 17 September 1904, surat-surat Kartini dikumpulkan dan diterbitkan pada 1911 menjadi buku berjudul ‘Dari Kegelapan Menuju Cahaya’. Kemudian, Balai Pustaka, pada 1922, menerbitkan buku tersebut dalam bahasa Melayu dengan judul ‘Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran’.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari