tirto.id - Tiga dari 12 remaja dan seorang pelatih tim sepak bola Wild Boars yang terjebak di Gua Tham Luang, Thailand dilaporkan tidak memiliki kewarganegaraan dan tidak dianggap sebagai warga negara Thailand. Seperti diwartakan The Guardian, pemerintah Thailand telah menyatakan akan mempertimbangkan pemberian kewarganegaraan untuk mereka.
Pornchai Kamluang, Adul Sam-on dan Mongkhol Boonpiam, ditambah pelatih mereka, Ekaphol Chantawong berasal dari daerah perbatasan Thailand Utara yang berbatasan dengan Shan, Negara bagian di Myanmar.
Ketiga anak tersebut memiliki ID Thailand yang memberikan beberapa hak dasar. Sedangkan pelatih tidak memiliki status hukum, sehingga rentan terhadap deportasi dan secara teknis tidak memenuhi syarat untuk menerima beberapa layanan publik.
Direktur Biro Pendaftaran di Kementerian Dalam Negeri Thailand, Venus Sirsuk menegaskan, pihaknya sedang mempertimbangkan untuk memberikan kewarganegaraan terhadap empat orang tersebut.
“Saat ini, para pejabat di kantor distrik Mae Sai sedang mencari bukti kelahiran mereka. Kami harus melihat apakah mereka lahir di Thailand, dan apakah mereka memiliki ayah atau ibu Thailand,” ujarnya seperti dikutip The Guardian, Jumat (13/7/2018).
Saat ditanya berapa lama, Venus Sirsuk mengatakan “Saya tidak tahu. Itu tergantung pada apakah kita menemukan dokumennya. ”
Selain itu Puttanee Kangkun seorang spesialis hak asasi manusia Thailand untuk Fortify Rights, menjelaskan tidak adanya kewarganegaraan berarti keempat orang tersebut memiliki hak terbatas.
“Di bawah hukum Thailand, orang tanpa kewarganegaraan masih dapat memperoleh beberapa hak dasar seperti hak atas pendidikan dan akses ke layanan kesehatan. Inilah sebabnya mengapa beberapa anak laki-laki yang tidak memiliki kewarganegaraan dapat bersekolah, terlepas dari status mereka," katanya.
"Namun, hak mereka terbatas di wilayah lain - terutama hak untuk bekerja dan kebebasan bergerak, karena mereka perlu meminta izin untuk bepergian ke luar provinsi mereka dan juga akan menghadapi kesulitan mengajukan permohonan paspor," imbuhnya.
Selain itu berdasarkan Undang-undang Kebangsaan Thailand umumnya dipertimbangkan berdasarkan kasus per kasus, tetapi perhatian internasional yang diberikan untuk menyelamatkan dapat memungkinkan tiga anggota tim untuk melewati banyak rintangan.
"Jika ada kemauan politik yang kuat dari pejabat tinggi negara, prosesnya bisa cepat, dan anak-anak itu akan bisa mendapatkan kewarganegaraan Thailand dalam waktu singkat," kata Kangkun.
Editor: Dipna Videlia Putsanra