Menuju konten utama

16 Orang Tewas akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Los Angeles

Angin yang bertambah kencang dapat menimbulkan ancaman baru kebakaran di Los Angeles.

16 Orang Tewas akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Los Angeles
Gambar kombinasi menunjukkan citra satelit rumah-rumah di Pacific Palisades sebelum Kebakaran di California, AS, 20 Oktober 2024 dan citra satelit lainnya dari rumah-rumah di Pacific Palisades pasca Kebakaran Palisades, di California, AS, 9 Januari 2025. foto/reuters

tirto.id - Kobaran api terus berkecamuk di Los Angeles hingga Minggu (12/1/2025). Petugas pemadam kebakaran terus berpacu dengan waktu untuk memadamkan kebakaran dahsyat yang menghanguskan sekitar Los Angeles.

Angin kencang pun terus mendorong lidah api menjangkau ke daerah yang sebelumnya tak terkena.

Administrator Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA), Deanne Criswell, mengungkapkan pihaknya memperingatkan bahwa angin yang bertambah kencang dapat menimbulkan ancaman baru dalam beberapa hari mendatang.

"Angin berpotensi semakin kencang dan berbahaya,” kata Deanne Criswell dalam acara stasiun televisi CNN, “State of the Union", dilansir dari VOA Indonesia.

Musibah kebakaran yang melanda kota tersebut merenggut sedikitnya 16 nyawa. Para pejabat khawatir lebih banyak lagi mayat akan ditemukan oleh petugas pencari dan anjing pelacak di kawasan-kawasan hunian yang rata dengan tanah akibat kebakaran.

Gubernur California, Gavin Newsom, mengatakan dalam acara “Meet the Press” di stasiun televisi NBC, bahwa kebakaran itu mungkin menjadi bencana alam terburuk dalam sejarah AS.

Menurut perkiraan awal AccuWeather, kerusakan dan kerugian ekonomi sejauh ini bernilai antara 135 miliar dolar AS hingga 150 miliar dolar AS. Kerugiannya sangat tinggi antara lain karena banyak rumah yang terbakar habis adalah rumah-rumah termahal di sana.

Newsom menyerukan investigasi mengenai bagaimana kebakaran itu berkecamuk. Apalagi para petugas pemadam kadang-kadang menghadapi kekurangan air untuk mengatasi kobaran api yang menyebar cepat tak terkendali.

Newsom mengatakan dirinya ingin tahu apakah sistem pemadaman di wilayahnya memang kewalahan, atau apakah memang kobaran yang hebat benar-benar disebabkan angin berkecepatan hampir 160 kilometer per jam.

“Kita semua ingin tahu jawabannya, dan saya tidak ingin menunggu karena orang-orang menanyai saya. Saya ingin tahu fakta itu,” ujarnya.

“Saya ingin jawabannya secara objektif, dan apa adanya. Ini bukan soal menuding siapa yang salah,” imbuhnya.

Baca juga artikel terkait KEBAKARAN atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Intan Umbari Prihatin