Menuju konten utama

1 Ramadhan 2022 Tanggal Berapa & Doa Niat Membayar Utang Puasa

Perkiraan 1 Ramadhan 1433H tanggal berapa jatuh pada Sabtu 2 April 2022 merujuk Kalender Hijriah Global. Berikut doa niat membayar utang puasa Ramadhan.

1 Ramadhan 2022 Tanggal Berapa & Doa Niat Membayar Utang Puasa
Ilustasi Muhammad. foto/IStockphoto

tirto.id - Awal puasa tahun ini atau 1 Ramadhan 1443H diperkirakan jatuh pada Sabtu, 2 April 2022 berdasarkan Kalender Hijriah Global oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Bagaimana tata cara seseorang yang hendak membayar utang puasa Ramadan yang lampau sebelum tiba bulan puasa tahun ini?

Dalam penetapan bulan baru untuk kalender kamariah, terdapat 2 metode yang umum digunakan, yaitu metode hisab (perhitungan) dan rukyatul hilal (mengamati hilal secara langsung). Kedua metode tersebut digabungkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Sidang isbat untuk penentuan bulan baru biasanya diawali dengan laporan data hisab, dilanjutkan dengan laporan rukyatul hilal di berbagai titik di seluruh Indonesia. Untuk penentuan 1 Ramadan 1443 H, sidang isbat akan dilakukan pada 29 Sya'ban 1443H.

Jika pada tanggal tersebut syarat masuk bulan baru belum terpenuhi, maka bulan Sya'ban 1443H akan dibulatkan menjadi 30 hari. Namun, jika berdasarkan perhitungan dan pemantauan bulan baru sudah tampak, maka Sya'ban 1443 H menjadi 29 hari saja. Dengan demikian, pada malam tersebut akan dilakukan salat tarawih karena sudah masuk 1 Ramadan 1443H.

Kalender Hijriah global yang jadi rujukan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah disusun berdasarkan Kiteria Istanbul, hasil Keputusan Kongres Internasional Unifikasi Kalender Hijriah Global di Istanbul, Turki pada 2016.

Terdapat 3 kriteria untuk penyusunan Kalender Hijriah Global. Yang pertama, seluruh kawasan dunia dipandang sebagai satu kesatuan. Dengan demikian bulan baru dimulai pada hari yang sama di seluruh kawasan.

Selain itu, awal bulan baru dimulai apabila terjadi imkanur rukyat di belahan bumi manapun sebelum pukul 12 malam (07.00 WIB). Syaratnya, ketinggian hilal minimal 5º dan elongasi minimal 8º pada saat terbenam matahari.

Yang terakhir, jika imkanur rukyat pertama di muka bumi terjadi melewati pukul 12 malam (07.00 WIB) bulan baru tetap dimulai. Namun, dengan dua syarat. Pertama, kriteria imkanur rukyat (tinggi hilal minimal 5°, elongasi minimal 8°) terpenuhi dan telah terjadi konjungsi sebelum fajar di Selandia Baru. Yang kedua, imkanur rukyat terjadi di daratan Amerika, bukan di lautan.

Berdasarkan Kalender Hijriah Global, bulan Sya'ban 1443H berlangsung selama 29 hari, sehingga 29 Sya'ban 1443H bertepatan dengan Jumat, 1 April 2022. Dengan demikian, 1 Ramadan 1433H akan jatuh pada Sabtu, 2 April 2022.

Ramadan 1443H akan berlangsung selama 30 hari hingga Minggu, 1 Mei 2022. Sementara itu, 1 Syawal akan bertepatan dengan Senin, 2 Mei 2022. Syawal 1443H sendiri akan berlangsung selama 29 hari.

Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menegaskan bahwa Kalender Hijriah Global baru prototipe, belum ditetapkan menjadi kalender resmi Muhammadiyah.

Kalender yang berlaku masih Kalender Hijriah Muhammadiyah berdasarkan kriteria hisab hakiki wujudul hilal yang diterbitkan Suara Muhammadiyah (versi cetak).

Tata Cara Membayar Utang Puasa Ramadhan

Berpuasa pada bulan Ramadan hukumnya wajib bagi setiap muslim yang mukallaf. Namun, terdapat keringanan bagi beberapa golongan yang berhalangan. Dalam surah Al-Baqarah ayat 185, golongan tersebut adalah mereka yang sakit, dalam perjalanan, atau orang-orang yang merasa berat untuk menjalankannya.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ -

"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur."

Perempuan yang mengalami menstruasi pada hari puasa Ramadan diperintahkan untuk tidak berpuasa. Diriwayatkan dari jalur Aisyah, "Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqada puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqada salat,” (H.R. Muslim).

Ibu hamil dan menyusui juga mendapatkan keringanan. Entah itu ibu yang khawatir akan kesehatan dirinya, kesehatan bayi dalam kandungan/bayi yang disusui, atau khawatir untuk dirinya dan bayi. Ia dapat mengganti puasa pada hari lain.

Jika jumlah hari puasa yang mesti diganti ternyata lebih dari sehari, misalnya 3 atau 5 hari, pembayaran utang puasa dapat dilakukan dengan dua pilihan. Yang pertama, dilakukan secara berturut-turut. Yang kedua, secara berselang-seling asalkan jumlahnya sesuai.

Dalam Al Majmu Syarah Al Muhadzdzab Jilid 7, Imam Nawawi mengutip dari Imam Ath-Thahawi, menyebutkan, "(qadha puasa) secara berurutan dan tidak sama saja, tidak ada keutamaan dalam (mengerjakan puasa) berurutan (dibandingkan dengan tidak)."

Bagi seseorang yang berniat mengganti puasa Ramadan, ia dapat membaca niat puasa qadha pada malam hari sebelum waktu subuh, sebagai permulaan waktu puasa.

Berikut bacaan niat puasa qadha dalam bentuk tulisan bahasa Arab, latin, beserta artinya.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadan esok hari karena Allah Ta'ala."

Baca juga artikel terkait IDUL FITRI 2022 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Iswara N Raditya