tirto.id - Dalam dunia asuransi di Indonesia, unit link adalah salah satu jenis paling laris. Data Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan bahwa produk asuransi unit link telah tumbuh 10 ribu persen dalam sepuluh tahun terakhir. Ini angka yang mencengangkan, apalagi jika dibandingkan dengan pertumbuhan asuransi unit konvensional yang hanya tumbuh 380 persen.
“Membeli produk unit link itu ibarat menyelam sambil minum air. Sekali membeli, dua sasaran langsung kita raih. Pertama, memperoleh perisai asuransi untuk melindungi kita dari kejadian tak terduga di masa depan. Kedua, mendapat manfaat investasi yang akan menambah aset kita,” tulis OJK di situs Sikapi Uangmu.
Menurut OJK, ada empat jenis unit link yang tersedia untuk para nasabah.
Pertama, Cash Fund Unit Link, atau unit link pasar uang. Jika konsumen memilih ini, portofolionya akan diletakkan 100 persen pada instrumen pasar uang semisal deposito berjangka, atau surat utang jangka pendek. Karena risikonya paling rendah, unit link jenis ini yang paling cocok bagi investor konservatif.
Kedua, Fixed Income Unit Link atau unit link pendapatan tetap. Biasanya, sekitar 80 persen portofolio investasi di jenis ini akan ditaruh di instrumen obligasi. Jenis ini dipilih jika kamu adalah investor yang menginginkan pendapatan stabil dan konsisten.
Ketiga adalah Managed Unit Link, atau unit link pendapatan campuran. Sesuai namanya, investasi di unit link ini adalah perpaduan antara saham dan obligasi. Banyak penasihat keuangan berpendapat, jenis ini adalah yang seimbang, cocok bagi mereka yang ingin memperoleh pendapatan cukup sekaligus ingin dapat peluang pertumbuhan investasi jangka panjang.
Sedangkan yang terakhir adalah Equity Unit Link, atau unit link dana saham. Di jenis ini, portofolio investasimu akan ditaruh di pasar saham, minimal 80 persen. Jenis unit link ini cocok bagi tipe investor agresif, yang ingin mendapat keuntungan besar dan relatif cepat. Namun jenis ini hanya cocok bagi kalian yang berani mengambil risiko tinggi.
Sayangnya, banyak perusahaan asuransi tidak menjelaskan perihal asuransi unit link ini secara transparan dan detail. Ditambah dengan kecenderungan tidak mempelajari betul-betul produk unit link ini sebelum membeli, wajar bila banyak nasabah merasa tidak mendapatkan apa yang dijanjikan.
“Literasi asuransi yang belum maksimal menjadi salah satu penyebab kesalahpahaman di masyarakat tentang cara kerja asuransi jiwa unit link. Terkadang ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi nasabah, dan pada akhirnya mereka merasa tidak dapat informasi yang jelas dari perusahaan asuransi,” ujar Philip Mulyana, seorang financial coach terkemuka.
Menurut Philip, meski punya komponen investasi, asuransi unit link tetap menitikberatkan pada perlindungan jiwa. Sedangkan manfaat investasi adalah pelengkapnya. Selain itu, unsur investasi ini juga dipengaruhi oleh banyak hal, seperti kondisi pasar modal dan kondisi ekonomi.
“Karena itu, investasi di unit link tidak selalu menjamin hasil imbal balik yang maksimal,” tambah Philip.
Pentingnya Edukasi dan Kesadaran Memilih
Menurut Meta Lakhsmi Permata Dewi, Head of Investment Communication & Fund Development Allianz Life Indonesia, unit link bukanlah produk saving plan. Pada dasarnya unit link ini memang menawarkan dua manfaat, yakni perlindungan dan investasi. Karena itu pula, perusahaan asuransi perlu memberikan edukasi pada para calon nasabah.
Edukasi ini antara lain, menjabarkan secara detail perbedaan jenis-jenis unit link, dan pentingnya penyesuaian profil risiko investasi. Dengan edukasi yang mumpuni, para calon nasabah bakal punya kesadaran saat memilih unit link mana yang terbaik bagi mereka.
“Jadi, pihak penyedia asuransi dan agen perlu memberikan edukasi ini kepada calon nasabahnya,” tutur Meta.
Allianz Life Indonesia adalah salah satu perusahaan asuransi yang menawarkan unit link dengan fungsi berbeda-beda. Saat ini, ada tiga jenis unit link di Allianz Life Indonesia, yang bisa dipilih sesuai kebutuhan dan kemampuan calon nasabah.
Pertama, SmartLink Flexi Account, program asuransi jiwa unit link yang memberikan perlindungan maksimal dan disertai potensi nilai investasi. Manfaatnya mencakup 100 persen santunan jiwa, dan potensi nilai investasi sebagai warisan. Unit link ini banyak dipilih karena manfaatnya lengkap, fleksibel, ringan di kantong, dan bisa bikin tenang nasabah.
Pilihan kedua adalah SmartLink Flexi Account Plus, dengan manfaat yang lebih lengkap. Sama seperti namanya, ada banyak manfaat plus di asuransi unit link jenis ini. Nasabah bisa membeli premi tambahan yang memberikan banyak manfaat lain, yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi nasabah dan keluarganya. Mulai dari santunan cacat tetap total, layanan evakuasi medis di seluruh dunia, hingga santunan sampai dengan 168 kondisi penyakit kritis.
Ada juga SmartLink Maxi Fund Plus. Selain ada santunan jiwa, unit link ini banyak dipilih karena berpotensi mendapatkan manfaat investasi maksimal jangka panjang. Nasabah bisa memilih tipe dana investasi sesuai kebutuhan yang cocok dengan profil nasabah. Selain manfaat perlindungan jiwa, ada banyak manfaat lain seperti bisa menarik sebagian nilai investasi, hingga pengalihan dana investasi.
Dengan memberikan edukasi terkait perbedaan jenis-jenis unit link, diharapkan nasabah bisa memilih mana unit link terbaik untuk mereka, sesuai dengan profilnya. Hal ini diharapkan bisa mengurangi ketidaktahuan para nasabah tentang unit link, sekaligus memberikan penjelasan tentang manfaat sekaligus risiko unit link. Jika hal ini tercapai, maka risiko terjadinya kesalahpahaman atau perselisihan nasabah dengan agen atau perusahaan asuransi bisa diminimalkan.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis