tirto.id - Wasekjen Golkar TB Ace Hasan Syadzily menyatakan tak ada campur tangan Istana dalam proses pergantian ketua umum Golkar setelah Setya Novanto menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Saya yakin Istana tidak akan ikut campur terhadap urusan partai Golkar," kata Ace di DPR, (20/11/2017).
Hal ini disampaikan oleh Ace setelah Airlangga Hartarto bertemu dengan Jokowi di Istana (20/11). Airlangga disebut oleh Menkomaritim Luhut Binsar Panjaitan sebagai sosok paling bagus menjadi ketua umum baru Golkar.
Menurut Ace, sangat wajar bila Presiden Jokowi menemui Airlangga untuk membahas Partai Golkar. Ia menilai itu sebagai sebuah bentuk perhatian karena Golkar merupakan partai yang mendukung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla (JK).
"Kalau orang seperti Pak Luhut, Pak JK ikut terlibat dalam Partai Golkar saya kira wajar aja karena beliau kan kader partai. Jadi tidak harus dimaknai sebagai bentuk ikut campur terhadap Partai Golkar," kata Ace.
Meski begitu, Ace yakin Jokowi dan Luhut mempunyai kesamaan pandangan terkait Airlangga untuk menjadi ketua umum Golkar yang baru. "Pak JK juga tidak mungkin berbeda menurut saya," kata Ace.
Airlangga sendiri memang mendapat dukungan dari pengurus DPP Golkar faksi pendukung Jokowi dalam Pilpres 2014, seperti Ketua Bapilu Golkar Wilayah Indonesia I Nusron Wahid dan Mantan Korbid Polhukam Golkar Yorrys Raweyai.
"Pak Airlangga punya peluang. Apalagi orangnya bagus. Sudah ketemu Presiden. Jawani. Kalem. Tapi ini kan masih proses. Kita tunggu besok," kata Nusron.
Sementara itu, Yorrys menyatakan Airlangga merupakan sosok paling pas untuk menjadi ketua umum Golkar yang baru. "Airlangga memang yang paling pas," kata Yorrys.
Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan menilai sosok Airlangga Hartato layak menggantikan Novanto. "Airlangga orang baik, mana saja bisa," kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (20/11/2017).
Kendati demikian, Luhut enggan berkomentar banyak terkait suksesi kepemimpinan Partai Golkar ini. Selain itu Luhut juga mengaku tidak akan ikut campur dan melibatkan diri.
"Biarlah Golkar memproses sendiri, jangan kita terlalu banyak nyampurin. Jadi bikin suasana enggak enak," kata Luhut.
Menurut Luhut, Partai Golkar juga sudah cukup matang dalam menentukan sosok yang terbaik untuk memimpin partainya.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yuliana Ratnasari