tirto.id - Wakil Persiden Jusuf Kalla mengatakan, beban guru merupakan hal yang berat, karena harus menanggung kecerdasan bangsa. Untuk itu, pria yang kerap dipanggil JK ini mengusulkan jika proses seleksi guru harus lebih ketat.
"Guru itu tugasnya mencerdaskan bangsa, maka guru harus lebih cerdas dari siswa. Oleh karena itu, ujian guru harus lebih ketat dibandingkan lainnya," ujar Jusuf Kalla dalam seminar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Jakarta pada Jumat, (27/5/2016).
JK mengarahkan pada pemerintah daerah agar turut memperhatikan kualitas guru dan tidak sembarangan mengangkat tenaga honorer.
"Demi mutu pendidikan, kita tidak bisa langsung angkat guru honorer sebagai PNS. Kalau langsung diangkat, nanti Pemda merekrut banyak guru honorer dan kemudian mengangkatnya jadi PNS tanpa memperhatikan mutu," papar dia.
Wapres juga menambahkan, guru harus terus belajar dan tidak puas dengan ilmu yang sudah ada pada dirinya serta harus memiliki naluri penyayang. "Guru tidak bisa mengajar sama seperti 30 tahun yang lalu," kata Wapres.
Pernyataan tersebut disampaikan Wapres saat menjawab pertanyaan mengenai seorang guru di Bantaeng yang dipenjara karena mencubit muridnya.
"Di Bantaeng memang emosinya tinggi, di kampung saya agak ke bawah (letaknya secara geografis) agak turun sedikit," tambah dia yang langsung disambut gelak tawa.
Terkait dengan permasalahan kurangnya guru, JK mengatakan bahwa hal itu bukan terletak pada jumlahnya, tapi karena sistem penyaluran yang tidak merata, sehingga banyak guru menumpuk di perkotaan dan desa menjadi kekurangan.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Anies Baswedan selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan bahwa Indonesia masih memiliki stok tenaga pendidik yang banyak untuk membawa Indonesia ke depan lebih baik dan berprestasi.
"Saya optimistis Indonesia ke depan akan lebih baik, maju dan berprestasi di segala bidang, termasuk di bidang pendidikan," kata Anies dalam acara Penganugerahan Guru Tenaga Kependidikan (GTK) PAUD di Palu, Jumat (27/5/2016).
Anies mengatakan, guru adalah kunci keberhasilan pendidikan di Tanah Air. Kunci itu ada dua fungsinya yaitu untuk membuka dan juga mengunci. Artinya membukakan dan bisa menutup.
Karena itu, katanya, ketika guru menjadi kunci, jadilah kunci yang membuka wawasan dan memerdekakan anak dalam berimajinasi dan bercita-cita. Menjadi kunci yang menunjukkan arah untuk meraih keberhasilan di masa depan. (ANT)
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Rima Suliastini