Menuju konten utama

Wapres: Masjid Harus Bentengi Umat Dari Radikalisme

Wapres Jusuf Kalla menginginkan masjid bisa menjadi benteng bagi masyarakat sehingga terhindar dari pemikiran-pemikiran yang menyimpang atau radikalisme.

Wapres: Masjid Harus Bentengi Umat Dari Radikalisme
Wakil Presiden Jusuf Kalla. Antara foto/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengimbau kepada pengelola masjid agar ikut membentengi umat dari pemilkiran-pemikiran yang menyimpang dan radikalisme yang membahayakan bangsa ini.

Hal tersebut disampaikan JK saat memberikan sambutan seminar internasional tentang “Peran Masjid Dalam Menangkal Pemikiran Menyimpang” di Aula Buya Hamka, Masjid Agung Al Azhar, Jakarta. Seminar tersebut diselenggarakan oleh "The Muslim World League" (MWL) atau "Rabithah A' A'lam Al Islami".

"Tugas kita semua menjaga, bagaimana masjid memakmurkan masyarakat agar tidak terjadi pemikiran-pemikiran yang menyimpang. Hal itulah yang kita inginkan. Dan kita bersyukur, hal itu telah kita capai," kata Wapres, Kamis (4/8/2016).

JK yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu memperkirakan bahwa jumlah masjid di Indonesia saat ini mencapai 800 ribu unit dan merupakan yang terbanyak di dunia.

"Artinya setiap 250 orang Islam di Indonesia, terdapat satu masjid atau mushalla," ujar JK menambahkan.

Uniknya, dari 800 ribu unit masjid itu, sekitar 95 persen dibangun secara gotong-royong oleh masyarakat. "Oleh karena itu, jangan salahkan jika di masjid-masjid di Indonesia ada kotak amal. Anda tidak akan menemukan kotak amal di masjid-masjid di Malaysia dan Brunei," ucapnya.

Menurut Kalla, Indonesia tidak bisa disamakan dengan Malaysia, Brunei, Pakistan, dan negara-negara di kawasan Timur Tengah yang sebagian besar masjidnya dibangun oleh pemerintah.

"Oleh karena itu, semua imamnya, khatibnya orang pemerintah. Di Indonesia tidak. Di Malaysia, begitu khatib naik, langsung mendoakan sultan, mendoakan pemerintah. Di Indonesia begitu naik, langsung mengkritik pemerintah," tuturnya.

Meskipun bukan pekerjaan mudah, lanjut Wapres, pemerintah akan berupaya mengoordinasikan masjid, terutama soal penggunaan pengeras suara agar tidak menimbulkan persoalan sosial di tengah masyarakat.

"Sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia saya gembira atas upaya kita semua untuk kembali dan selalu menjadikan masjid sebagai tempat dan benteng bagi kita semua dan tempat kita beribadah serta menjalin kehidupan sosial," ujarnya.

Baca juga artikel terkait RADIKALISME

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto