Menuju konten utama

Wamen BUMN Jawab Kejengkelan Jokowi Soal Harga Gas Mahal

Menurut Wamen BUMN, harga gas sudah mahal sejak di hulu.

Wamen BUMN Jawab Kejengkelan Jokowi Soal Harga Gas Mahal
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) memimpin rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (6/1/2020). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) jengkel karena harga gas di dalam negeri mahal. Menurut Jokowi, seharusnya harga gas terjangkau karena menjadi modal pembangunan yang akan memperkuat industri nasional.

Menanggapi kejengkelan tersebut, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa harga gas sudah tinggi sejak di hulu.

"Sebenarnya yang saya tahu harga dari hulu gas kita masih cukup tinggi. Itu harus yang bisa tekan ke bawah," kata Budi Gunadi usai rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Thamrin Jakarta Pusat, Senin (6/1/2020).

Dia menyatakan, harga bahan baku gas di Indonesia untuk di hulu saja sudah diatas 5 sampai dengan 7 dolar AS per mmbtu sebelum sampai ke Perusahaan Gas Negara (PGN).

"Jadi meski belum sampai ke PGN, harganya sudah di atas U5 per mmbtu, di kisaran US$ 5-7 per mmbtu," kata dia

Dengan kondisi tersebut, kata Budi Gunadi, perlu dipilah strategi bagaimana bisa mendapatkan sumber gas dengan harga yang lebih terjangkau. Namun, ia menyarankan agar sebaiknya tidak dilakukan dengan memberikan subsidi.

"Saya kalau dipakai subsidi, seharusnya cari sumber lain saja yang lebih baik, yang harganya bisa turun. Kan di luar negeri harganya sekarang sedang turun, tapi enggak tahu dengan adanya kejadian di Irak ini. Harusnya cari sumber lain saja yang lebih baik, yang harganya bisa turun. Kan di luar negeri harganya sekarang sedang turun," jelas dia.

Sebagai informasi, sebelumnya Jokowi mengungkapkan, ia merasa ingin berkata kasar meski akhirnya enggak jadi karena persoalan mahalnya harga gas nasional.

Menurutnya, ada 6 sektor industri yang menggunakan 80 persen volume gas Indonesia, baik itu pembangkit listrik, industri kimia, industri makanan, industri keramik, industri baja, industri pupuk, industri gelas.

“Artinya ketika porsi gas sangat besar bagi struktur biaya produksi maka harga gas akan sangat berpengaruh pada daya saing produk industri kita di pasar dunia. Kita kalah terus poduk-produk kita gara-gara harga gas kita yang mahal,” kata Jokowi saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas (Ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, dikutip dari laman Setkab, Senin (6/1/2020).

Baca juga artikel terkait HARGA GAS atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti