Menuju konten utama

Trump Akan Kunjungi Korsel pada Juni untuk Bahas Nuklir Korut

Presiden Trump akan mengunjungi Korea Selatan untuk membahasprogram nuklir Korea Utara pada Juni 2019.

Trump Akan Kunjungi Korsel pada Juni untuk Bahas Nuklir Korut
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan komentar mengenai panasnya ruangan saat kampanye 'Make America Great Again' di Sekolah Menengah Atas Olentangy Orange di Lewis Center, Ohio, Amerika Serikat, Sabtu (4/8/2018). ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Milli

tirto.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mengunjungi Korea Selatan pada akhir Juni mendatang, menurut pernyataan dari pihak Gedung Putih pada Rabu (15/5/2019).

Pertemuan tersebut adalah untuk membahas program nuklir Korea Utara usai perbincangan antara Trump dan Kim Jong-un tidak mencapai titik temu.

Melansir Aljazeera, Trump akan menemui Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in setelah menghadiri KTT G20 di Osaka, Jepang pada 28-29 Juni mendatang.

“Presiden Trump dan Presiden Moon akan melanjutkan koordinasi mereka dalam upaya mencapai hasil akhir, yaitu denuklirisasi sepenuhnya dari Republik Demokratik Rakyat Korea Utara,” sebut pernyataan oleh pihak Gedung Putih tersebut.

Ini akan menjadi pertemuan kedua Trump-Moon sejak gagalnya KTT Hanoi mencapai kesepakatan tentang denuklirisasi.

Moon sudah sejak lama antusias dengan hubungan baik yang sebelumnya terbangun antara Trump dan Kim.

Akan tetapi, Korea Selatan dan AS memiliki sedikit perbedaan pandangan dan ekspektasi terhadap Korut.

Korea Selatan, dalam sebuah pernyataan menyebut bahwa kedua pemimpin negara akan berdiskusi untuk ”mempertahankan rezim yang damai selamanya dan mencapai denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea”

Sedangkan AS, yang juga tertuang dalam perjanjian antara AS-Korut dalam KTT di Singapura Juni 2018, tertulis “denuklirisasi Semenanjung Korea”.

Kalimat tersebut mengandung interpretasi luas, dan kedua belah pihak belum tentu setuju satu sama lain tentang maksud kalimat tersebut sebenarnya.

Di masa lalu, Channel News Asia melansir, Korea Utara berargumen bahwa denuklirisasi termasuk menghilangkan paying nuklir di atas Korea Selatan dan penarikan 28,5 ribu pasukan AS dari Korsel.

Korea Utara menyampaikan keinginannya kepada Rusia untuk kembali membicarakan denuklirisasi dengan AS, karena bagi mereka hal tersebut juga berarti pengangkatan sanksi internasional yang diemban Korut.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengunjungi Rusia minggu lalu, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan, “Pemimpin DPRK (Korea Utara) mengharapkan jaminan pasti atas keamanan negara yang akan dibalas dengan deuklirisasi, dan denuklirisasi akan diperluas hingga seluruh semenanjung Korea.”

Minggu lalu pula, AS mengumumkan penangkapan atas kapal dagang ilegal Korea Utara yang mengekspor batubara namun menyembunyikan identitas asli mereka.

Korea Utara dianggap melanggar hukum karena larangan eskpor mineral merupakan salah satu sanksi yang dikenakan terhadap negara tersebut.

Rencana kunjungan Trump ke Korea Selatan bersamaan dengan pemberitaan media Jepang bahwa menteri pertahanan AS, Patrick Shanahan akan mengunjungi Korea Selatan dan Jepang pada awal Juni.

Meski tidak diumumkan secara resmi, kabarnya Shanahan akan berdiskusi tentang kooperasi pertahanan bilateral dan latihan militer gabungan di Korea Selatan nanti.

Ia juga akan menemui rekannya dari Korea dan jepang di Shangri-La Dialogue, Singapura pada 31 Mei – 2 Juni 2019, seperti diwartakan NK News.

Baca juga artikel terkait NUKLIR KORUT atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Politik
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yandri Daniel Damaledo