tirto.id - Timnas U-16 Indonesia sedang dalam kepercayaan diri tinggi usai memastikan lolos ke babak perempat final Piala AFC U-16 2018 setelah menjadi juara Grup C. Kini, Amiruddin Bagus Kahfi dan kolega diambang lolos ke putaran final Piala Dunia U-17 jika mampu mengandaskan Australia yang melaju ke perempat final usai menjadi runner-up Grup D.
Fakhri Husaini selaku pelatih bertekad untuk menjaga para pemainnya dari sindrom bintang. Dengan capaian mengesankan dalam beberapa tahun terakhir, Garuda Asia kini menjadi idola suporter dan masyarakat Indonesia.
Salah satu yang di wanti-wanti yakni tentang penggunaan media sosial. Sebagai bentuk antisipasi, skuat Timnas U-16 Indonesia membatasi penggunaan ponsel kepada para pemainnya agar mereka dapat fokus terhadap tim. Apalagi, menurut Fakhri, ponsel menjadi musuh utamanya dalam membentuk timnas yang saat ini diasuhnya.
“Kemarin kami kasih waktu setengah jam saja, pernah juga satu jam, pernah juga setengah hari. Jujur, handphone itu musuh saya paling utama,” ujar Fakhri.
“Saya ingin pemain harus tetap membumi, tidak merasa sudah menjadi bintang karena mereka belum menjadi bintang. Sehebat apa pun capaian mereka, mereka belum menjadi bintang. Penting buat pemain semua untuk introspeksi, mereka di mata saya 23 pemain yang sama,” sambungnya.
Setelah menjuarai Piala AFF 2018, David Maulana dan kawan-kawan kini setapak lagi menjadi wakil dari Asia Tenggara yang melaju ke Piala Dunia U-17. Konsentrasi, fokus, dan kesiapan mental pun kiranya mesti disiapkan lebih dini mengingat lawan yang akan dihadapi di babak perempat final adalah Australia.
Jika melihat catatan ke belakang, Indonesia pernah melaju ke babak semifinal pada 1990. Sementara Australia pernah melakukannya pada 2010 dan 2014.
Laga Timnas U-16 Indonesia melawan Australia dijadwalkan bakal digelar pada Senin (1/10/2018) pukul 15.30 WIB di Stadion Sains Sukan UM Arena.
Editor: Hendi Abdurahman