tirto.id -
Kekalahan ini memang sudah sesuai dengan prediksi. Arki Wisnu dkk. kalah di semua lini dari Cina. Di paint area atau area dalam Want Zhelin, center China, dan Abudurexiti, power forward China, terlalu tangguh bagi Adhi Pratama Dan Valentino Wuwungan. Padahal, Zhou Qi, center terbaik Cina yang bermain di NBA, banyak disimpan tenaganya oleh pelatih China.
Di area luar, kecepatan-kecepatan guard China bahkan memaksa Indonesia, terutama pada kuarter kedua, bertahan dengan sistem zonal, 2-3. Namun, tetap saja pemain-pemain Indonesia gagal menghentikan pemain-pemain China dalam melakukan penetrasi.
Victor Roring, pelatih Indonesia, mengakui bahwa China memang sulit untuk dikalahkan. Ia juga menjelaskan bahwa anak asuhnya sudah bermain sesuai dengan instruksinya.
"Sangat sulit [melawan China], terutama saat bertahan. Kita jaga area dalam mati-matian tapi pemain-pemain China yang berada di area luar bisa hura-hura," ujar Victor, sesudah pertandingan.
Meski kalah, Victor tak kecewa dengan penampilan anak asuhnya. "Anak-anak sudah memberikan yang terbaik. Mereka tampak menikmati pertandingan."
Dalam pertandingan tersebut, Abudurexiti, forward China, menjadi bintang kemenangan timnya. Tampil selama 23 menit 9 detik, ia mencatatkan double-double, 10 rebound dan mencetak 24 angka. Sementara itu, Jamarr Andre Johnson menjadi pemain terbaik Indonesia. Ia berhasil mencetak 20 angka.
Editor: Agung DH