Menuju konten utama

Tidak Disubsidi, Tarif Kereta Bandara Bisa Sampai Rp100 Ribu

Kereta Api Bandara masuk ke dalam transportasi kelas premium di mana pelayanan stasiunnya sama dengan yang ada di bandara.

Pekerja PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyelesaikan pembangunan rel kereta api bandara Soekarno-Hatta, di Tangerang, Banten, Kamis (19/1). ANTARA FOTO/Lucky R.

tirto.id - Direktur Keuangan PT KAI Didiek Hartantyo memastikan bahwa tidak ada subsidi untuk tarif Kereta Api (KA) Bandara. Sebab, kereta tersebut masuk ke dalam transportasi kelas premium di mana pelayanan stasiunnya sama dengan yang ada di bandara.

Lantaran itu lah, Railing, anak perusahaan PT KAI yang mengelola KA Bandara, memberikan tarif cukup mahal untuk satu kali perjalanan.

"Nanti tarifnya, sekitar Rp75-100 ribu, tapi ini belum ditetapkan," ungkap Didiek saat ditemui di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2019).

Didiek menjelaskan, rangkaian kereta (train set) terdiri dari enam gerbong yang dapat menampung 274 penumpang. "Nantinya akan ada 10 train set yang akan dioperasikan untuk KA Bandara. Sekarang sudah ada 3 train set yang datang di Manggarai," imbuhnya.

Sementara untuk pembuatan KA Bandara dilakukan di markas PT INKA (Persero) di Madiun. Mesin yang digunakan adalah mesin dari Bombardier yang bekerja dengan tenaga listrik.

Saat ini, kereta api itu sedang melalui tahap uji beban di rute Bekasi-Tangerang yang memiliki aliran listrik. "Jadi menjelang November nanti kita sudah dapat 4 train set tahun depan kita akan kedatangan enam train set lagi," tuturnya.

Untuk sementara, Kereta akan melayani 80 perjalanan dalam sehari. Namun, jika Double-double Track (DDT) atau rel dwiganda Manggarai-Cikarang selesai dikerjakan, kemungkinan perjalanan yang dilayani per-hari akan bertambah.

Sementara itu, jarak waktu antara pemberhentian (head way) hanya mencapai sekitar 30 menit. "Insya Allah tahun depan, selesai semua peron, KA bandara jalan," ujarnya.

Nantinya rute kereta bandara terdiri dari dua jalur, pertama yakni Stasiun Manggarai–Sudirman Baru-Duri– Batuceper–Bandara Soetta.

Sementara jalur kedua melintasi Stasiun Jakarta kota–Kampung Bandan–Duri–Batuceper-Bandara Soetta. "Kita tunggu saja lah, mudah-mudahan bisa segera beroperasi, ya," kata Didiek.

Baca juga artikel terkait KERETA BANDARA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto
-->