tirto.id - Hari Demokrasi Internasional diperingati di seluruh dunia pada 15 September setiap tahunnya. Hari ini ditetapkan sesuai resolusi yang disahkan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 2007 untuk mendorong pemerintah memperkuat dan mengkonsolidasikan demokrasi.
International Democracy Day pertama kali diperingati pada tahun 2008 dan ratusan acara parlemen telah diadakan di seluruh dunia. Acara yang diadakan berupa kompetisi foto, lokakarya untuk anak-anak, debat langsung yang disiarkan televisi, talk show radio dan pertemuan dengan organisasi masyarakat sipil.
Hari Demokrasi adalah kesempatan untuk meninjau keadaan demokrasi di seluruh dunia. Setiap tahun menyoroti tema tertentu. Tema-tema sebelumnya termasuk demokrasi yang lebih kuat, pentingnya demokrasi untuk Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, penguatan suara warga, dialog dan inklusivitas, akuntabilitas, dan toleransi politik.
Menurut Inter-Parliamentary Union, demokrasi membutuhkan partisipasi semua warga negara. Ini adalah kesempatan untuk menyoroti peran penting parlemen, dan untuk merayakan kapasitas dan mandat mereka untuk mewujudkan keadilan, perdamaian, pembangunan, dan hak asasi manusia.
Tema Hari Demokrasi Internasional
Pada Hari Demokrasi Internasional 2022, PBB mengangkat tema "Melindungi Kebebasan Pers untuk Demokrasi".
Menurut PBB, krisis COVID-19 berdampak pada demokrasi dan menghasilkan tantangan besar secara global. Pergolakan baru di Eropa mengingatkan dunia bahwa prinsip-prinsip demokrasi kita terus-menerus terancam.
Demokrasi mengalami kemunduran, ruang sipil menyusut, ketidakpercayaan, kesalahan dan disinformasi tumbuh sementara ancaman terhadap kebebasan jurnalis dan pekerja media semakin meluas dari hari ke hari.
Tahun ini, Hari Demokrasi akan fokus pada pentingnya kebebasan media untuk demokrasi, perdamaian, dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Media yang bebas, independen dan pluralistik, yang mampu memberikan informasi kepada publik tentang hal-hal yang menjadi kepentingan publik, merupakan unsur utama demokrasi.
Ini memungkinkan publik untuk membuat keputusan yang tepat dan meminta pertanggungjawaban pemerintah. Ketika kebebasan media berada di bawah ancaman, arus informasi dapat tertahan, miring, atau terputus sama sekali.
Jurnalis di seluruh dunia menghadapi ancaman untuk bekerja secara bebas hal ini bisa berdampak serius pada hak asasi manusia, demokrasi, dan pembangunan.
Pesan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Hari Demokrasi Internasional, menekankan bahwa Demokrasi Tidak Dapat Bertahan Tanpa Pers yang Bebas, Kebebasan Berekspresi.
Editor: Addi M Idhom