tirto.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mencatat sebanyak 31.821 jiwa dari 11.463 kepala keluarga (KK) terdampak bencana kekeringan.
"Bencana kekeringan di Kabupaten Sukabumi terus meluas karena kemarau ini, puluhan ribu warga yang terdampak itu sudah kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-harinya," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman di Sukabumi, Kamis.
Menurutnya, bencana kekeringan ini memang menjadi langganan di beberapa kecamatan apalagi saat musim kemarau seperti ini. Hingga saat ini sudah ada 27 desa dari 13 kecamatan yang warganya terdampak kekeringan.
Namun, beberapa kecamatan seperti di wilayah utara Sukabumi sudah mulai turun hujan. Diharapkan dengan turunnya hujan tersebut bisa mengurangi dampak kekeringan khususnya kesulitan mendapatkan air bersih.
Dari pantauan pihaknya di beberapa lokasi kekeringan sumur warga sudah kering bahkan aliran sungai seperti di Kecamatan Warungkiara dan Bantargadung sudah mengering walaupun ada hanya bisa dipakai untuk mencuci pakaian tetapi tidak bisa dikonsumsi.
Selain kesulitan air bersih, pihaknya juga sudah menerima laporan bahwa cukup banyak lahan pertanian yang kekeringan, namun untuk yang gagal panen belum menerima laporan biasanya langsung ditangani oleh Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi.
"Pipanisasi terus kami lakukan, tetapi kuncinya harus ada sumber air baru bisa dimaksimalkan. Untuk sementara ini penanggulangannya dengan cara mengirim air bersih ke setiap titik yang kekeringan," tambahnya.
Eka mengatakan bagi daerah yang kesulitan mendapatkan air bersih untuk segera melapor bisa melalui perangkat desa, ketua RT atau RW sehingga bisa dipasok air dengan cepat. Untuk memasok air bersih ini pihaknya sudah menyiapkan lima armada truk tangki pengangkut air bersih sehingga setiap harinya pasokan bisa dilakukan di beberapa titik.