tirto.id - Drama India Silsila memasuki episode 38 dan tayang di ANTV pada Kamis (19/9/2019) pukul 10.30 WIB. Episode kali ini, menceritakan empat tahun kemudian, saat Mauli bertemu seorang lelaki bernama Ishan. Mereka saling jatuh hati dan Misti, putri Mauli memanggil Ishan dengan sebutan ayah.
Ishan datang ke rumah Mauli membawa tumpukan kado. Di atas tumpukan kado tersebut, ada taburan bunga di sebuah wadah untuk perlengkapan puja. Mauli mencoba menurunkan kado-kado tersebut, tetapi bunga di atasnya menimpa Mauli dan Ishan.
Esok harinya, Mauli memeluk Nisti, anak perempuannya yang berambut panjang. Sesaat kemudian, Ishan datang membawakannya balon dan mengajaknya pulang karena sebentar lagi badai datang.
Misti meminta ibunya, Mauli untuk menunggu salah seorang teman yang masih belum dijemput orang tuanya. Mauli membujuk anak kecil tersebut untuk ikut ke rumahnya sembari menunggu sang ayah menjemputnya.
Sesampainya di rumah, Misti mengajak temannya untuk menaiki tangga saja dari pada naik lift. Mereka berjalan bergandengan menaiki tangga, senyum dan raut bahagia terlihat jelas di wajah mereka.
Mauli meminta maaf pada Ishan karena Misti sering memanggilnya ayah saat di tempat umum. Ishan menjelaskan pada Mauli, suatu saat nanti ia akan berkata ia mencintai Mauli dan mengajaknya menikah.
"Tanpa menikah aku menjadi ayah dari seorang putri yang memiliki ibu yang sangat cantik," ujar Ishan menggoda Mauli.
Di kamarnya, Pari menceritakan tentang ayahnya yang sangat penyayang. Pari ingin memperkenalkan ayahnya pada Misti tetapi Pari meminta Misti berjanji agar ia tak mengambil ayahnya.
"Kau tidak boleh mengambil ayahku," ujar Pari pada Misti. Misti mengangguk.
Di ruang tamu, Ishan menanyakan ayah Misti. Misti belum pernah mengetahui foto Kunal.
"Kunal dan masa laluku tidak boleh mempengaruhi Misti," ujar Mauli lirih saat hendak menyalakan lilin puja.
Di kamar, Pari mengejar Misti yang membawa foto Kunal. Pari terus mengejar Misti berputar-putar di kamar karena Misti tak juga mau memberikan foto ayahnya, Kunal.
"Mauli, Kunal memang cucucku, tetapi aku berharap Ishan menjadi suamimu," ujar nenek menasihati Mauli.
Mauli tak menjawab, ia menuju kamar menjemput Pari dan Misti. Mauli memasuki kamar dengan memakai topeng yang menyeramkan. Pari dan Misti merasa takut, mereka berlari ke ujung kamar. Foto Kunal yang dipegang Misti tergeletak di lantai. Mauli terlihat memeluk mereka berdua.
"Lihat itu fotonya sampe terjatuh," ujar Mauli sembari mengambil foto tersebut.
"Itu foto ayahnya Pari," ucap Misti.
Mauli membalik foto tersebut. Seketika nenek memanggil Mauli dan segera saja Pari mengambil foto tersebut. Setelah pemujaan, mereka terlihat makan bersama.
Pari terlihat terdiam dan tak mau makan. Mauli menanyakan makanan apa yang ia suka. Anak kecil tersebut menjawab puding beras. Mauli teringat kebersamaannya dengan Nandini saat mereka makan puding beras bersama.
"Permisi, akan aku buatkan," jawab Mauli.
Ia bergegas ke dapur, ibu mengikutinya lalu meminta Mauli agar ibu saja yang membuatnya. Jika Mauli yang membuat ia akan teringat tentang Kunal dan Nandini.
"Dan aku tidak ingin semua kenangan itu membuatmu menjadi sedih," ucap ibu pada Mauli.
"Orang itu tidak akan membuatku sedih, dia menyangkal kehamilanku, dia meragukanku. Semua kenangan itu, bahkan keberadaannya tidak akan membuatku sedih," jawab Mauli pada ibu.
Kunal terlihat mendatangi sekolah Pari. Kunal memarahi penjaga sekolah. Penjaga tersebut menjelaskan, Pari berada di rumah temannya. Penjaga tersebut menyodorkan nomor Ishan. Di meja makan, Mauli terlihat membagi puding beras yang baru saja ia masak.
"Terima kasih bibi, sangat enak," ujar Pari.
Kunal terlihat panik menlepon nomor yang diberikan petugas.
Pari, Misti, dan Mauli bermain dan tertawa bersama di rumah. Pari dan Misti juga bermain dengan Ishan. Ishan menghiraukan panggilan yang masuk di hp nya. Sesaat kemudian Ishan mengangkat telepon Kunal dan memberikannya pada Pari.
"Tadi tidak bisa ditelepon sekarang menangis, harusnya aku yang menangis," ujar Pari lewat telepon. Mauli dan Ishan tersenyum melihat Pari menelepon ayahnya.
Kunal membujuk Pari agar tak menangis lagi dan menghapus air matanya. Ishan terlihat menggendong Pari dan akan mengantarnya pulang. Mauli mendapat telepon dari klinik, ada pasien yang harus ia tangani. Mauli akan pergi ke klinik.
Kunal sudah berada di depan rumah makan tersebut. Saat berjalan berpapasan, kunci Kunal terjatuh. Sesaat kemudian, Kunal dan Mauli berhenti terdiam, tetapi Mauli melanjutkan langkah sebelum Kunal menengok ke arahnya.
Pari terlihat tersenyum saat ayahnya datang. Pari segera memeluk Kunal.
"Ini dia ayahku yang sangat tampan," ucap Pari memperkenalkan ayahnya pada Misti.
Ishan dan Kunal terlihat bersalaman.
"Paman tidak ingin bertemu ibuku?" tanya Misti pada Kunal
Sebelum berpisah, Misti memberikan gelangnya pada Pari.
"Kita adalah sahabat," ujar Misti.
Melihat kejadian itu, Kunal mengingat momen saat Mauli dan Nandini saling memberi gelang.
Saat di mobil, Pari bertanya pada Kunal kenapa di rumahnya tak ada nenek, tak ada paman, dan lebih sepi.
Langsung saja Kunal mengajak Pari untuk bertemu ibu. Kunal mengajaknya ke tempat pemujaan. Di tempat pemujaan, Pari menceritakan tentang pertemuannya dengan Misti, tentang gelang yang diberikan Misti, tentang puding beras pembuatan Mauli.
"Ayah dan aku terus bersama, tapi ibuku tinggal bersamamu," ujar Pari saat Kunal menyuruhnya berdoa pada Dewa.
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Dipna Videlia Putsanra