tirto.id - Malik dan Elsa, film yang bercerita tentang hubungan percintaan dan cita-cita Malik dan Elsa, akan rilis secara eksklusif di layanan streaming Disney+ Hotstar pada 9 Oktober 2020.
Film adaptasi buku karya Boy Chandra ini sebelumnya direncakan rilis di Bioskop pada 2 April 2020. Namun hal itu sepertinya terkendala karena pandemi coronavirus COVID-19 yang menyebabkan penutupan bioskop.
Sinopsis Malik dan Elsa
Anda akan berfokus pada hubungan cinta Malik dan Elsa. Mereka pertama kali bertemu saat masa-masa kuliah. Awal kedekatan mereka tergolong unik. Berawal dari permainan tebak-tebakan, Elsa kalah dan mendapat hukuman untuk mentraktir Malik selama tujuh hari berturut-turut.
Tujuh hari itu sepertinya membuat Malik dan Elsa semakin intens dalam bertemu dan berkomunikasi. Mereka bisa saling bertukar cerita ataupun keluh kesah. Malik dan Elsa seperti menemukan dunia mereka sendiri.
Ternyata hanya cukup tujuh hari untuk bisa menyatukan Malik yang kondisi keluarganya bertolak belakang dari Elsa. Cukup tujuh hari, keduanya pun berjalan beriringan, saling mengisi, serta menumbuhkan benih-benih rindu.
Tapi semua tidak berjalan lancar. Ibu Elsa cenderung tidak setuju dengan hubungan anaknya dengan Malik. Sejak berhubungan dengan Malik, Elsa sering lupa waktu dan pulang larut malam. Ibu Elsa menganggap itu tidak pantas untuk anak perempuan, terlebih anak perempuan keturunan minang.
Tidak hanya Elsa, Malik pun punya kendala tersendiri. Suatu ketika dia memenangkan kompetisi menulis. Dia mendapat kesempatan untuk belajar di Belanda. Kabar baik yang juga diikuti kabar kuruk. Kabar baiknya, Malik bisa semakin mengejar cita-citanya. Kabar buruknya, dia akan jauh dari Elsa.
Pernah suatu ketika di pinggir pantai, Malik berjanji akan membawa Elsa naik pesawat. Dia ingin Elsa membantu menerbangkan cita-citanya. Mereka juga pernah bertukar cerita bahwa Elsa sangat suka dengan senja. Walaupun Malik biasa saja dengan senja, namun dia akan menggunakan senja sebagai alat agar dia tetap merasa dekat dengan Elsa.
Dalam keadaan yang cukup rumit ini, Malik perlu menentukan pilihan: mengejar cita-cita atau cinta yang belum terucap.
Para pemain yang bergabung di antaranya Endy Arfian sebagai Malik, Salshabilla Adriani sebagai Elsa, Joshua Pandelaki sebagai Dirman, Muhamad Yahya Nur Ibrahim sebagai Liandra, Hendra Lesmana sebagai Lubis, dan Budi Setiawan sebagai Ali.
Malik dan Elsa merupakan debut penyutradaraan Edy Prassetia di film panjang. Untuk para penulis naskah yaitu Nana Mulyana, Media Kita, dan Boy Candra.
Sebelum Malik dan Elsa, Nana Mulyana merupakan penulis naskah film Untukmu (2003), Aku Ingin Menciummu Sekali Saja (2002), Beth (2000), dan Puisi Tak Terkuburkan (1999).
Selain film ini, Endi Arfian sebagai salah satu pemeran utama bermain pula di beberapa film lain seperti Surat dari Kematian (2020), Ghost Writer (2019), Kembalinya Anak Iblis (2019), 13: The Haunted (2018), Sesat: Yang Sudah Pergi Jangan Dipanggil Lagi (2018), 12:06 Rumah Kucing (2017), Pengabdi Setan (2017), Duka Sedalam Cinta (2017), Para Pemburu Gajah (2014), Air Mata Terakhir Bunda (2013), Brandal-Brandal Ciliwung (2012), Parts of the Heart (2012), dan The Perfect House (2011).
Sementara Salshabilla Adriani sebelumnya bermain di film Ritual (2019), Warkop DKI Reborn (2019), Ghost (2018), London Love Story 2 (2017), Surat Cinta untuk Starla the Movie (2017), CJR The Movie: Lawan Rasa Takutmu (2015), dan Relationshit (2015).
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Yantina Debora