tirto.id - Barry Jenkins dipercaya untuk menjadi sutradara film sekuel dari The Lion King yang diproduksi oleh Disney, demikian seperti diwartakan Antara, Rabu, 30 September 2020. Barry adalah sutradara film Moonlight dan If Beale Street Could Talk.
Menurut Barry, dirinya sangat dekat dengan karakter yang ada di film Lion King. Untuk itu, dia merasa seperti mimpi setelah ditunjuk menjadi sutradara film tersebut.
"Memiliki kesempatan untuk bekerja dengan Disney dalam memperluas kisah persahabatan, cinta, dan warisan yang luar biasa ini sambil melanjutkan pekerjaan saya yang mencatat kehidupan dan jiwa orang-orang dalam diaspora Afrika adalah mimpi yang menjadi kenyataan," kata Barry seperti dilansir Variety.
Sekuel The Lion King akan menjadi kelanjutan dari pembuatan ulang fotorealistik studio tahun 2019, bukan kartun yang dirilis tahun 1994.
Sutradara The Lion King sebelumnya, Jon Favreau mendapat kritik yang beragam usai dirilisnya film itu, meskipun berhasil masuk box office dengan mendapat 1,5 miliar dolar Amerika untuk penghasilan global.
Kendati demikian, sampai saat ini, Disney belum memberi kabar kapan sekuel The Lion King akan dirilis. Selain karena pandemi global Covid-19, sutradara Barry Jenkins juga masih memiliki jadwal padat sehingga belum jelas kapan sekuel itu akan mulai diproduksi.
Film The Lion King versi pertama mulai tayang pertama kali di bioskop Indonesia pada tanggal 17 Juni 2019 lalu. The Lion King versi live action dirilis tepat 25 tahun setelah film animasi pertamanya tayang.
Dikutip dari Walt Disney Studios, cerita versi terbaru ini tidak jauh berbeda dibanding dengan film animasinya yang tayang pada 1994.
Secara singkat, film yang disutradarai Jon Favreau ini menceritakan tentang perjalanan seorang singa kecil bernama Simba yang lahir sebagai raja selanjutnya menggantikan Mufasa, ayahnya.
Simba sangat mengidolakan ayahnya. Namun, tidak semua hewan merayakan kelahiran Simba. Scar, saudara laki-laki Mufasa, memiliki rencana sendiri.
Ia merencanakan pertempuran memperebutkan ‘Batu Kehormatan’ dengan menggunakan pengkhianatan, pengerusakan, tragedi, dan drama yang membuat Simba harus meninggalkan rumah dan terasingkan.
Dengan bantuan dari sepasang teman barunya, Simba harus mencari cara untuk tumbuh dan merebut kembali apa yang menjadi haknya.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH
