tirto.id - PT Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM), pelopor produk nutrisi anak di Indonesia sejak 1954, terus mendukung tumbuh kembang anak Indonesia agar bisa memperoleh nutrisi dan akses pendidikan yang baik.
Dalam perayaan yang ke-70 tahun, SGM meluncurkan Program Bantuan Dana Pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) bagi 70 anak Generasi Maju Indonesia dari berbagai daerah di Indonesia, yang juga sejalan dengan visi pemerintah dalam membangun Generasi Emas 2045.
“SGM Eksplor percaya bahwa anak adalah aset terbesar bangsa. Kesuksesan bangsa dalam memupuk potensi anak Indonesia tidak hanya akan menjadikan mereka generasi yang lebih baik, tetapi juga dapat menghasilkan generasi-generasi mendatang untuk peningkatan kemajuan bangsa Indonesia secara konsisten," ungkap Head of Brand SGM Eksplor, Patrisia Marlina.
Patrisia menambahkan, dengan sejarah panjang kehadiran SGM Eksplor selama 70 tahun di Indonesia, SGM Eksplor ingin terus mewujudkan komitmennya melalui penyediaan nutrisi terbaik untuk si kecil beserta Program Bantuan Dana Pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD), di mana hal ini juga merupakan bentuk apresiasi perusahaan kepada para bunda yang telah memilih SGM Eksplor.
"Karenanya, pemenuhan akses nutrisi optimal dan pemberian bantuan dana untuk akses pendidikan ini menambah alasan para bunda dari berjuta alasan yang ada untuk menjadikan SGM Eksplor sebagai satu-satunya pilihan susu terbaik yang mendukung Generasi Emas Indonesia 2045,” pungkas Patrisia.
Program Bantuan Dana Pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) dibuka sejak 7 Juni hingga 31 Juli 2024, dan setiap ibu bisa berpartisipasi dengan mendaftarkan si kecil yang berusia 1-6 tahun dengan mengirimkan kode unik beserta alasan mengapa si anak berhak mendapatkan bantuan dana pendidikan melalui www.generasimaju.co.id.
Drs. I Nyoman Rudi Kurniawan, M.T., Direktur Sekolah Menengah Pertama Kemendikbudristek, menyebut pendidikan dasar merupakan jenjang krusial karena di jenjang inilah anak-anak memperoleh pengetahuan dasar, keterampilan, dan nilai-nilai yang akan membentuk karakter mereka di masa depan.
"Saat ini, kondisi pendidikan di Indonesia masih mengalami krisis pembelajaran di mana Asesmen Nasional (AN) 2021 menunjukkan bahwa Indonesia mengalami darurat literasi--1 dari 2 peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi," kata Drs. I Nyoman Rudi Kurniawan.
Tantangan lain yang dihadapi, sambung Drs. I Nyoman Rudi, adalah penguatan karakter anak bangsa agar mereka tidak hanya memiliki kompetensi literasi dan numerasi, tapi juga memiliki karakter yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Untuk itu, Kemendikbudristek mengeluarkan beberapa kebijakan yang salah satunya kebijakan Merdeka Belajar dan dikeluarkan untuk membantu terwujudnya sekolah yang dicita-citakan dan dilakukan melalui program Gerakan Sekolah Sehat yang berfokus pada 5S, yaitu: Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa, dan Sehat Lingkungan.
Tentunya, dalam mengatasi segala tantangan pemerataan akses pendidikan ini diperlukan kolaborasi lintas sektor yang kuat di mana Pemerintah, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat luas perlu bersatu padu dan bekerja sama.
"Dengan demikian, kami sangat mengapresiasi komitmen dan inisiatif mulia PT Sarihusada Generasi Mahardhika melalui Program Beasiswa 70 Anak Indonesia yang memberikan kesempatan kepada anak-anak Indonesia untuk meraih pendidikan yang lebih baik demi terwujudnya generasi emas 2045. Apalagi pendidikan adalah hak setiap anak dan merupakan kunci untuk membuka peluang di masa depan,” pungkas Drs. I Nyoman Rudi Kurniawan.
Sedangkan menurut Prof. Dr. Seto Mulyadi, M.Si., psikolog yang akrab disapa Kak Seto, memaparkan fakta jumlah Angka Putus Sekolah (APS) yang didominasi tingkat SD.
“Setiap anak Indonesia berhak memperoleh akses pendidikan dan nutrisi selain pola asuh yang baik, sebagai fondasi penting agar mereka tumbuh menjadi generasi maju. Namun sayangnya, masih ada anak-anak Indonesia yang menghadapi tantangan untuk maju, terutama terhadap akses pendidikan. Terdapat lebih dari 40.000 anak Indonesia putus sekolah di tingkat Sekolah Dasar," ungkap Kak Seto yang juga Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI).
Fakta itu menyesakkan, mengingat jenjang pendidikan dasar bagi seorang anak merupakan tahap krusial dan sangat berpengaruh bukan hanya pada perkembangan akademis, tetapi juga pembentukan pribadi anak.
"Ini menjadi kunci pada berbagai aspek perkembangan dalam membentuk wawasan dan kemampuan dasar yang diperlukan anak untuk fase kehidupan selanjutnya,” pungkas Kak Seto.
Arumi Bachsin, figur publik yang juga merupakan ibu dari tiga orang anak, menyebut bahwa semua orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. "Sebagai seorang ibu, saya ingin anak-anak saya pun memiliki tumbuh kembang yang maksimal melalui pemenuhan nutrisi yang optimal dan pendidikan yang baik. Sangat penting bagi saya untuk memastikan bahwa anak-anak dapat mengenyam pendidikan dasar yang kuat untuk menjadi bekal perkembangan mereka nantinya," kata Arumi.
Arumi prihatin melihat masih ada orang tua yang terkendala pembiayaan untuk menyekolahkan anak sedangkan pendidikan teramat penting dan merupakan bentuk komitmen investasi jangka panjang orangtua.
"Maka, saya sangat mengapresiasi inisiatif SGM Eksplor yang memberikan dana pendidikan untuk Sekolah Dasar bagi 70 anak berusia 1 sampai 6 tahun dari berbagai daerah di Indonesia, karena tentunya hal ini akan sangat bermanfaat bagi anak-anak bangsa kita yang nantinya akan menjadi bagian penting dari Generasi Emas 2045,” tukas Arumi.
Dalam merealisasikan pemberian dukungan dana pendidikan ini, SGM menggandeng mitra yang memiliki visi sama terhadap akses nutrisi dan pendidikan demi kemajuan anak bangsa, antara lain Hoshizora Foundation.
Hoshizora Foundation merupakan sebuah organisasi nirlaba yang memiliki komitmen untuk membantu anak-anak Indonesia mendapatkan pendidikan berkualitas lewat bantuan berkonsep ekosistem seperti beasiswa pendidikan, pelatihan guru, dan pendampingan orang tua.
Dalam konteks ini, Hoshizora Foundation memberikan dukungan kepada SGM Eksplor dalam proses pemberian dana pendidikan, memilih para pemenang dan juga pendampingan kepada pihak orang tua (khususnya para ibu). Tujuannya agar mereka dapat memaksimalkan dana pendidikan dan potensi anak melalui berbagai pelatihan untuk literasi akan pentingnya mendukung pendidikan anak, serta literasi untuk bijak mengelola keuangan.
Selain itu, SGM Eksplor juga bermitra dengan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart), sebuah perusahaan ritel lokal yang turut memberikan dukungan dalam mensukseskan kegiatan minum susu bersama secara serentak di 70 kota di Indonesia. Kerjasama ini terjalin berkat kesamaan visi antara Alfamart dengan SGM Eksplor dalam mendukung terciptanya generasi emas 2045.
Patrisia Marlina menjelaskan, di tengah tantangan dan perubahan yang terus berlangsung, pendidikan anak-anak merupakan langkah yang krusial untuk membangun generasi emas 2045. Untuk itulah SGM Eksplor mengajak kerjasama berbagai pihak, mulai dari masyarakat luas, mitra bisnis, LSM hingga pemerintah untuk bersama-sama mendukung kemajuan anak Indonesia dengan memperoleh akses pendidikan yang berkualitas, karena masa depan bangsa ini bergantung kepada anak-anak saat ini.
"Upaya ini selaras dengan impian besar para pemimpin Indonesia untuk memberikan gizi dan pendidikan terbaik bagi anak-anak Indonesia, sehingga mereka memiliki sumber daya manusia unggul sejak dini untuk mewujudkan Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045,” ujar Patrisia Marlina.
Ke depannya, SGM Eksplor akan terus konsisten mendukung Indonesia untuk menciptakan Generasi Emas melalui nutrisi terbaik serta memberikan akses lewat kontribusi nyata terhadap pendidikan anak-anak Indonesia, sejalan dengan visi pemerintah untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dari generasi ke generasi untuk mencapai Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045.
(INFO KINI)
Penulis: Tim Media Servis