Menuju konten utama

Sejarah Ultah Perpusnas Hari ini: Apa Kaitannya dengan Harbuknas?

Hari Buku Nasional (Harbuknas) diperingati setiap tanggal 17 Mei, berikut sejarahnya. 

Sejarah Ultah Perpusnas Hari ini: Apa Kaitannya dengan Harbuknas?
Petugas memperhatikan manuskrip syair Mahabharata versi Jawa Kuno yang dipamerkan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Senin (14/9). Pameran yang berlangsung hingga 17 September 2015 dalam rangka Festival Naskah Nusantara itu bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan naskah kuno yang milik Indonesia. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/kye/15

tirto.id - Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) berdiri pada 17 Mei 1980. Sejarah hari ulang tahun Perpusnas ini dijadikan dasar penetapan Hari Buku Nasional (Harbuknas) yang diperingati setiap tanggal 17 Mei.

Sejarah berdirinya Perpusnas tidak terlepas dari peran lembaga kepustakaan sebelumnya, seperti Lembaga Perpustakaan yang dibentuk sejak 1967. Kemudian lembaga ini berubah nama menjadi Pusat Pembinaan Perpustakaan pada 1975, demikian tulis Sulistyo Basuki dalam Sejarah Perpustakaan RI (2008:23).

Lalu, lahir Perpustakaan Nasional Departemen Pendidikan Kebudayaan pada 17 Mei 1980. Namun, tulis Sulistyo Basuki, lembaga kepustakaan nasional ini saat itu tidak dapat menjalankan fungsi yang sesuai sebagai perpustakaan nasional.

Fungsi utama sebagai penyimpan kopi atau terbitan tidak dijalankan oleh lembaga ini, namun malah dilakukan oleh Pusat Pembinaan Perpustakaan yang telah berdiri sebelumnya.

Lantas bagaimana sebenarnya sejarah lahirnya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan kaitannya dengan Hari Buku Nasional?

Sejarah Lahirnya Perpusnas

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Perpustakaan Nasional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah lahir pada 17 Mei 1980. Sesuai Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1980, tugas lembaga ini mencakup beberapa hal berikut.

  1. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan pendayagunaan bahan pustaka yang diterbitkan di Indonesia sebagai koleksi deposit nasional;
  2. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, serta mendayagunakan bahan pustaka dengan mengutamakan bidang ilmu sosial dan kemanusiaan dan terbitan asing tentang Indonesia;
  3. Melaksanakan penyusunan dan penerbitan bibliografi nasional;
  4. Melaksanakan tugas sebagai pusat kerja sama antar perpustakaan di dalam negeri, maupun dengan luar negeri;
  5. Memberikan jasa referensi studi, jasa bibliografi, dan informasi ilmiah. (Sulistiyo Basuki, hlm. 24).

Lantaran tidak menjalankan fungsi dengan baik, pada 1898 lembaga ini disatukan dengan Pusat Pembinaan Perpustakaan dan berubah nama menjadi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI). Tepatnya, melalui Keputusan Presiden No. 11 Tahun 1989.

Setelah terbentuk, muncul UU No. 4 Tahun 1989 yang menjabarkan mengenai Wajib Serah Simpan karya Cetak dan Rekam. Dengan begitu, Perpustakaan Nasional sebenarnya baru resmi dan diatur oleh perundang-undangan sejak 6 Maret 1989, sesuai dengan tulisan yang termuat di situs Perpusnas.

Kendati seperti itu, hari ulang tahun Perpusnas RI tetap diperingati setiap tanggal 17 Mei, mengikuti tanda kelahiran Perpustakaan Nasional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hubungan Ulang Tahun Perpusnas dan Harbuknas

Ketika berbicara mengenai budaya literasi, kita tidak dapat melepaskan diri dari lembaga-lembaga yang menyokong budaya tersebut. Sama halnya seperti Hari Buku Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Mei setiap tahunnya.

Penetapan Harbuknas ini diprakarsai sejak tahun 2002 oleh Menteri Pendidikan ketika itu, Abdul Malik Fadjar. Tujuan peringatan ini adalah mendorong budaya literasi masyarakat Indonesia untuk tumbuh dan berkembang.

Tanggal peringatan Harbuknas sama dengan hari ulang tahun Perpusnas RI. Hal ini disebabkan oleh motivasi Harbuknas yang didasari oleh sejarah pendirian Perpusnas pada 17 Mei 1980.

Di tengah kehidupan masyarakat yang masih kurang dalam literasinya, Harbuknas diperingati untuk menanam harapan terkait penguatan minat baca dan tulis penduduk Indonesia.

Baca juga artikel terkait PERPUSNAS atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Alexander Haryanto