Menuju konten utama

Sejarah Hari Persatuan Artis Film Indonesia yang Dirayakan 10 Maret

PARFI beranggotakan para pemain dan siapa pun yang pernah terlibat dalam pembuatan film.

Sejarah Hari Persatuan Artis Film Indonesia yang Dirayakan 10 Maret
Ilustrasi Syuting film. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Hari ulang tahun (HUT) PARFI diperingati pada 10 Maret setiap tahunnya. PARFIi -- yang merupakan singkatan dari Persatuan Artis Film Indonesia -- tersebut berdiri di tanggal tersebut tahun 1956. Mulanya, PARFI menjadi organisasi yang menaungi para seniman (artis) film di segala profesinya.

Oleh sebab itu, PARFI memiliki anggota yang tidak terbatas pada pemain film semata. Di dalamnya mencakup sutradara, aktor/aktris, penata fotografi, artistik film, penyunting gambar, dan sebagainya. Namun. dalam perkembangannya, PARFI sempat mengalami penyempitan keanggotaan yang spesifik merujuk untuk aktor/aktris film seluruh Indonesia.

Mengutip situs PARFI, seiring berlalu waktu, PARFI kembali sebagai organisasi artis film dengan lingkup yang lebih luas. Di dalamnya terdiri dari anggota yang meliputi siapa pun orang yang pernah bermain dalam film dan pernah terlibat pada pembuatan film.

Adanya PARFI menjadi organisasi pengayom sekaligus tempat pembinaan dan peningkatan kapasitas diri agar senantiasa bisa berkarya dan menjaga budaya bangsa lewat perfilman nasional.

Sementara itu pada 2022 ini usia PARFI telah menginjak 66 tahun. Perjalanan panjang tersebut penuh liku hingga akhirnya tetap bisa berjalan sampai sekarang.

Sejarah berdirinya PARFI

Pendirian PARFI tidak lepas dari pelaksanaan kongres yang dilakukan awal Maret 1956. Kongres ini diprakarsai oleh Usmar Ismail dan Djamaludin Malik. Para peserta yang mengikuti Kongres terdiri dari para pemain dan pekerja film.

Kendati demikian, embrio PARFI sudah ada sebelum kongres tersebut. Pada tahun 1940 sudah dibentuk organisasi Sarikat Artist indonesia (Sari). Anggotanya terdiri dari pemain sandiwara, penari, sutradara, penyanyi, sampai pelukis. Setelah itu, muncul kembali organisasi lain bernama Persatuan Artis Film dan Sandiwara Indonesia (Persafi) di tahun 1951.

Persafi merupakan wadah lanjutan dari Sari. Pada zamannya, kegiatan di Sari mengalami kevakuman akibat Jepang mulai masuk ke Indonesia lalu dibentuk wadah baru. Sayangnya sama saja, Persafi juga cenderung tidak berkembang.

Selanjutnya, Kongres I yang menjadi embrio PARFI diadakan di Manggarai pada 1953.Dua tahun kemudian, pada 10 Maret 1956, Parfi secara resmi berdiri melalui Kongres II yang dihadiri para pemain dan pekerja film. Pendirian dilakukan di Gedung SBKA Manggarai, Jakarta.

PARFI memiliki ketua umum pertama yaitu Suryo Sumanto. Kantor sekretariatnya ada di Jalan Kramat V Jakarta Pusat.

Menginjak zaman Orde Baru, PARFI mulai dihantam konflik internal. Saat itu, PARFI dikabarkan akan membuat badan politik. Para artis diketahui banyak yang mulai membawa diri mereka ke kancah perpolitikan.

Hal ini membuat PARFI perlu bertindak untuk menyelamatkan organisasi. Akhirnya, PARFI mampu melepaskan diri dari persoalan politik dan kembali pada tujuan pembentukannya yaitu berkiprah dalam seni dan budaya. Semakin kekinian, cabang PARFI tersebar hingga ke kota-kota di seluruh Indonesia untuk mewadahai para seniman film.

Baca juga artikel terkait PARFI atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yantina Debora