Menuju konten utama

SBY: Saya Ini Salah Satu Korban The Invisible Group

SBY menyatakan jika ada orang yang pernyataannya tidak disukai penguasa, maka media sosial orang itu akan dihajar melalui kelompok yang tidak terlihat atau yang disebut SBY sebagai "the invisible group".

SBY: Saya Ini Salah Satu Korban The Invisible Group
Ketua umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono saat menghadiri Rapimnas Partai Demokrat di Jakarta Convention Centre, Selasa (7/2/2017).

tirto.id - Presiden RI keenam sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan jika ada orang yang pernyataannya tidak disukai penguasa, maka media sosial orang itu akan dihajar melalui kelompok yang tidak terlihat atau yang disebut SBY sebagai "the invisible group".

"Saya ini salah satu korban dari the invisible group yang bekerja bagaikan mesin penghancur. Kata-kata yang digunakan pun tak kuasa saya utarakan karena bisa merusak jiwa pendengarnya," ujar SBY dalam pidato politiknya di acara Dies Natalies 15 Tahun Partai Demokrat di JCC, Jakarta, Selasa (7/2/2017) malam.

SBY menjelaskan dalam satu tahun terakhir media sosial menjadi sorotan publik. Akun twitter SBY yang memiliki follower 9,53 juta yang akhir-akhir ini aktif men-tweet juga jadi perbincangan. Terkait "invisible group" yang dimaksud oleh SBY ini, tidak ada penjelasan rinci siapa yang dimaksud dalam pidato tersebut.

SBY menyatakan sedih media sosial yang seharusnya ikut mencerdaskan bangsa justru digunakan kalangan tidak beradab. Oleh karena itu dirinya mendukung penertiban media sosial secara bertanggungjawab dan tidak melewati batas.

"Saya ingatkan tiga hal penting berkaitan hak hukum warga negara. Pertama setiap orang sama kedudukannya di muka hukum. Kedua setiap orang berhak mendapatkan perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan dan martabatnya. Ketiga setiap orang berhak bebas dan mendapat perlindungan dari perlakuan diskriminatif," tutur SBY.

Ia juga mendukung penuh langkah pemerintah menertibkan penyimpangan dalam penggunaan media sosial (medsos) asalkan tidak melewati batas.

"Saya mendukung penuh langkah Presiden Jokowi untuk mengatur penyimpangan media sosial dengan catatan penertibannya dapat dipertanggungjawabkan secara konstitusional, adil, tidak tebang pilih dan jangan kelewat batas," kata SBY.

Sebelumnya, di akun twitternya, SBY beberapa kali mencuit kalimat perihal demonstrasi di halaman rumah dia pada Senin (6/2/2017) sore. "Saudara-saudaraku yang mencintai hukum dan keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak. *SBY*."

Selanjutnya, "Kecuali negara sudah berubah, Undang-Undang tak bolehkan unjuk rasa di rumah pribadi. Polisi juga tidak memberitahu saya.*SBY*.”

SBY menambahkan di cuitannya, "Kemarin yang saya dengar, di Kompleks Pramuka Cibubur ada provokasi dan agitasi terhadap mahasiswa untuk Tangkap SBY.*SBY*."

SBY masih mencuit lagi, "Saya bertanya kepada bapak Presiden dan Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak untuk tinggal di negeri sendiri, dengan hak asasi yang saya miliki? *SBY*." Tweet yang terakhir ini banyak jadi bahan lelucon di media sosial oleh kalangan netizen.

Baca juga artikel terkait DEMO DI RUMAH SBY atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri