Menuju konten utama

Saran Indef ke Pemerintah Antisipasi Perang Dagang Berlanjut

Bhima mencontohkan, akhir-akhir ini Vietnam masih gencar bernegosiasi agar banyak perusahaan mau memindahkan produksinya dari Cina.

Saran Indef ke Pemerintah Antisipasi Perang Dagang Berlanjut
Avatar Bhima Yudhistira Adhinegara. tirto.id/Sabit

tirto.id - Perang dagang AS-Cina yang saat ini mulai mereda diperkirakan masih berlanjut hingga akhir tahun 2019. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan, pemerintah perlu menyikapi potensi naiknya eskalasi ini dengan melakukan sejumlah antisipasi.

Langkah antisipasi itu, kata Bhima, bisa dilakukan dengan cara melanjutkan upaya menggaet pabrik dan industri yang akan direlokasi dari negara AS dan Cina karena perang dagang masih akan berlanjut.

Ia mencontohkan, akhir-akhir ini Vietnam masih gencar bernegosiasi agar banyak perusahaan mau memindahkan produksinya dari Cina.

“Jangan terlambat karena Vietnam sudah gencar jemput bola ke perusahaan yang berbasis di Cina,” ucap Bhima saat dihubungi reporter Tirto pada Senin (1/7/2019).

Ia mengatakan, langkah lain yang perlu dilakukan pemerintah adalah meningkatkan basis produksi di Indonesia, baik dengan insentif pajak maupun non pajak.

Meski perekonomian dunia melambat, kata dia, masih ada sejumlah peningkatan permintaan seperti tekstil dan pakaian sehingga bisa menggenjot ekspor.

“Pemerintah tinggal melakukan pemetaan industri apa yang potensial lalu jemput bola dengan tawaran insentif,” ucap Bhima.

Untuk ekspor komoditas yang tercatat masih mengalami penurunan nilai, Bhima mengatakan, pemerintah perlu mendorong konsumsi dalam negeri. Sebab, di tengah perlambatan ekonomi global ini, sulit mengharapkan akan adanya perbaikan harga komoditas.

Alhasil, produk komoditas seperti minyak sawit bisa ditingkatkan konsumsinya, terutama dalam bentuk biodiesel dengan 20 persen campuran Fatty Acid Methyl Esters (FAME) atau B20. Lalu pemanfaatan bisa didorong juga pada pembangkit listrik tenaga diesel untuk mengonsumsi B20.

“Bagi sektor komoditas yang terkena imbas perlu didorong serapan domestiknya,” ucap Bhima.

Baca juga artikel terkait PERANG DAGANG CINA-AS atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto