Menuju konten utama

Saham Amar Berpotensi Naik 67%, Didukung Pertumbuhan Bisnis

Saham Amar Bank berpotensi naik hingga 67 persen karena didukung sinergi dan pertumbuhan bisnis.

Saham Amar Berpotensi Naik 67%, Didukung Pertumbuhan Bisnis
Saham Amar Berpotensi Naik 67%: Didukung oleh Sinergi & Pertumbuhan Bisnis. foto/Rilis Amar Bank

tirto.id - PT Bank Amar Indonesia Tbk (“AMAR”), bank digital pertama di Indonesia dengan dua produk unggulannya, Tunaiku (platform pinjaman digital) and Senyumku (mobile-only intelligent bank), dinilai masih di bawah harga wajarnya di pasar saham menurut laporan penelitian yang diterbitkan oleh PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (Reliance).

Laporan tersebut menyatakan bahwa harga saham AMAR saat ini dinilai jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai wajarnya.

Reliance menilai AMAR dapat mencapai dan mempertahankan harga saham yang lebih tinggi berdasarkan inisiatif pertumbuhan strategis yang dapat mendorong performa perusahaan di masa mendatang.

Reliance memperkuat penilaiannya dengan menggunakan metode DCF serta perbandingan PBV dengan emiten perbankan digital lainnya.

Berdasarkan perhitungannya, Reliance merekomendasikan untuk BELI saham AMAR dengan target harga di Rp500 per saham, mengindikasikan potensi kenaikan sebesar 67% dibandingkan dengan harga penutupan pasar yakni Rp300 per saham pada 11 Juli 2022.

Reliance sekuritas memaparkan bahwa dukungan dari Tolaram (pemegang saham pengendali AMAR), pertumbuhan performa perusahaan yang semakin kuat terutama untuk produk unggulan AMAR, Tunaiku dan Senyumku, serta masuknya Investree sebagai mitra dan pemegang saham minoritas menjadi beberapa alasan utama dalam merekomendasikan saham AMAR.

Bahkan, dukungan yang terus-menerus dari Tolaram telah memberikan AMAR tambahan modal untuk membuka jalan bagi pertumbuhan berkelanjutan dari produk unggulannya yakni Tunaiku dan Senyumku, sekaligus dapat dengan mudah memenuhi persyaratan Rasio Kecukupan Modal (CAR) OJK.

Selain itu, penambahan modal juga akan ditujukan sebagai pemenuhan persyaratan Modal Inti Minimum OJK sebesar Rp3 Triliun pada akhir tahun 2022.

Berdasarkan laporan tersebut, Tunaiku, secara khusus, memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan AMAR dan akan terus meningkatkan perannya di masa yang akan datang.

Sejak tahun 2018, AMAR terus meningkatkan total pinjamannya melalui Tunaiku secara signifikan, dari 51% pada 2018 hingga menjadi 85% dari total outstanding kredit pada 2021.

Kinerja Tunaiku yang semakin kuat juga diprediksikan akan memberikan dampak positif bagi Senyumku, mengingat kedua produk tersebut kini sudah terintegrasi menjadi satu ekosistem.

“Pencairan pinjaman Tunaiku telah terintegrasi secara menyeluruh dengan Senyumku. Hal ini membantu meningkatkan jumlah rekening tabungan digital, sekaligus memungkinan para pelanggan Tunaiku untuk menikmati lebih banyak fitur dan layanan dari Senyumku," ungkap Vishal Tulsian, Presiden Direktur PT Bank Amar Indonesia Tbk dalam rilis yang diterima Tirto Selasa (26/7).

Ia menambahkan, "Kami percaya kedua produk tersebut akan saling melengkapi dan meningkatkan potensinya, yang pada akhirnya dapat menarik calon pengguna baru, dan kami dapat mencapai standar layanan yang lebih baik dan memberikan dampak sosial yang positif bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama mereka yang unbanked dan underserved."

Selain produk unggulannya, sinergi AMAR dengan Investree diprediksikan memicu pertumbuhan masif baik dari sisi jumlah pinjaman maupun nasabah secara keseluruhan.

Sebagai salah satu pemegang saham strategis AMAR, Investree, salah satu platform P2P lending terbesar di Indonesia, akan menawarkan keahliannya terkait pinjaman untuk UMKM, yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja AMAR dan memberikan diversifikasi dalam portofolio pinjamannya.

Sinergi dengan Investree ini mencakup perjanjian kredit channeling, dimana pinjaman tertentu yang ada pada platform Investree akan dibiayai oleh AMAR.

Dengan demikian, perjanjian kredit channeling ini akan memberikan aliran pendapatan yang terdiversifikasi untuk AMAR, menghasilkan potensi Net Interest Margin (NIM) yang lebih tinggi, serta rasio Loan-to-Deposit (LDR) dan Non-Performing Loan (NPL) yang lebih konsisten.

“Kerja sama dengan Investree tentunya akan memperkuat ekosistem digital Amar Bank. Terlepas dari kesepakatan kredit channeling yang memungkinkan kami untuk melayani segmen UMKM yang belum terlayani secara digital, kami berharap semua pengajuan akan segera disalurkan melalui Senyumku," ungkap Vishal.

"Proses bisnis Amar Bank akan diintegrasikan ke dalam satu ekosistem digital yang kuat dan memajukan sistem kami secara keseluruhan, yang kami yakini akan menjadi katalis bagi pertumbuhan lebih lanjut Amar Bank sebagai bank digital,” tambahnya.

Melihat perkembangan berkelanjutan AMAR dan sinergi strategisnya dengan Investree, Reliance menyimpulkan bahwa AMAR terus memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan, yang akan mendorong harga saham AMAR naik di masa depan.

AMAR tetap berkomitmen untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, serta memberikan dampak positif bagi individu dan UMKM yang tergolong unbanked dan underserved.

Sejak 2014, Tunaiku telah diunduh lebih dari 9 juta kali dan telah melayani masyarakat Indonesia dengan memberikan 850.000 pinjaman dan total penyaluran pinjaman sebesar Rp 8 triliun.

Amar Bank di Tengah Persaingan Bank Digital

Riset dari Reliance memprediksi potensi kenaikan harga saham AMAR berdasarkan harga emiten sejenis yang memiliki eksposur perbankan digital.

Pada 8 Juli 2022, disimpulkan bahwa harga AMAR masih dibawah harga wajarnya, dengan rasio PBV 1,97, jauh di bawah rata-rata kelompok emiten bank digital lainnya, yaitu 4,58.

Untuk menghitung nilai wajar AMAR, Reliance juga menggabungkan metode FCFE (didiskon dari proyeksi pendapatan AMAR) dan metode penilaian PBV.

Dari perhitungan tersebut, Reliance memperoleh harga wajar saham AMAR berada di Rp 500 per saham, menunjukkan kenaikan 67% dari harga pasar pada saat penelitian, yaitu Rp 300 per 11 Juli 2022.

Dari penelitian tersebut, Reliance memberikan rekomendasi BELI untuk AMAR, yang diikuti dengan beberapa faktor risiko yang perlu dipertimbangkan antara lain persaingan dalam produk yang ditawarkan serta AMAR masih harus memenuhi beberapa kriteria yang diwajibkan oleh OJK.

Baca juga artikel terkait AMAR BANK

tirto.id - Bisnis
Sumber: Siaran Pers
Penulis: Yandri Daniel Damaledo