Menuju konten utama

Rumah DP 0 Rupiah Klapa Village Baru Dihuni 85 Unit Per 12 Desember

Dzikran mengatakan banyaknya warga yang ditolak permohonan KPR-nya oleh Bank DKI, salah satu faktornya karena masalah prioritas cicilan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

Rumah DP 0 Rupiah Klapa Village Baru Dihuni 85 Unit Per 12 Desember
Suasana proyek pembangunan rumah susun uang muka atau down payment (DP) 0 rupiah di Klapa Village, Pondok Kelapa, Jakarta, Jumat (8/2/2019). ANTARA FOTO/Putra Haryo Kurniawan/foc.

tirto.id - Kepala Unit Fasilitasi Pemilikan Rumah Sejahtera (UFPRS), Dzikran Kurniawan, mengatakan hingga hari ini hunian DP 0 Rupiah Klapa Village baru terhuni 85 unit. Kata Dzikran, 85 orang tersebut telah disetujui dan telah akad KPR oleh Bank DKI, yang akhirnya telah pindah ke unitnya.

Menurut Dzikran, setidaknya terdapat 1.458 orang yang awalnya memasukkan formulir permohonan KPR ke Bank DKI Jakarta. Namun, hanya 225 yang telah disetujui permohonan KPR-nya.

"Dari segitu, 225 sudah disetujui KPR-nya. Jadi tinggal kapan jadwal akad KPR-nya. Nah, sekarang 125 sudah akad KPR. 85 orang sudah pindah ke unit," kata Dzikran saat ditemui selepas acara peletakan batu pertama hunian DP 0 Rupiah fase dua di Cilangkap, Kamis (12/12/2019) pagi.

Dzikran mengatakan banyaknya pihak yang ditolak permohonan KPR-nya oleh Bank DKI Jakarta salah satu faktornya karena masalah prioritas cicilan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

"Ini kan membuat masyarakat yang tadinya enggak bisa mencicil di bank, jadi bisa mencicil. Kan cicilannya sekitar Rp2,5 [juta]. Ketika orang punya cicilan Rp2,5 [juta] terkadang masalahnya adalah prioritas,” kata dia.

“Mereka yang punya sisa uang [pendapatan bulanan] Rp3 juta, sudah cicil motor duluan. Kalau sudah cicil motor Rp1,5 juta kan sisanya tinggal Rp1,5 juta. Kalau mau ambil rumah kan susah," kata Dzikran.

Ia menegaskan kembali salah satu faktor banyaknya warga yang ditolak KPR-nya karena masalah prioritas konsumsi. "Masalah skala prioritas konsumsi masyarakat sendiri pada dasarnya," katanya.

Faktor lainnya, lanjut Dzikran, adalah karena para pemohon banyak yang telah memiliki kredit di pinjaman-pinjaman online.

"Tapi banyak juga masyarakat yang ditolak karena mengikuti kredit online fintech yang sangat mudah itu. Syarat mudah tapi bunganya besar, akhirnya terjerat di situ. Jadi kredit macet dan akhirnya enggak disetujui oleh Bank DKI," katanya.

Baca juga artikel terkait RUMAH DP NOL RUPIAH atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Abdul Aziz