tirto.id - Botol air sekali pakai berbahan plastik memiliki masa penggunaan yang terbatas karena berpotensi adanya pertumbuhan bakteri pada botol yang telah digunakan selama beberapa hari.
Philip Tierno, PhD, seorang profesor mikrobiologi dan patologi NYU Langone, menyebutkan bahwa setelah dua hari atau lebih, sekumpulan mikroorganisme akan membentuk biofilm, mirip seperti teritip menempel di perahu, demikian diwartakan Livestrong.
“Kamu bisa mengisi ulang botol sesering mungkin selama 24 jam, tapi setelah itu dibuang (botolnya).” ujarnya.
Botol dapat terkontaminasi bakteri dan kuman melalui mulut ataupun tangan ketika membuka tutup botol. Perlu diketahui bahwa plak pada gigi merupakan salah satu jenis biofilm.
Sebuah penelitian pada Journal ofExercise Phsychology menunjukkan bahwa 90% botol-botol sekali pakai yang telah dibuka mengandung bakteri patogen dan E.coli, sedangkan botol-botol yang belum dibuka tidak terkontaminasi bakteri sama sekali.
Sementara itu, penggunaan botol air sekali pakai juga beresiko mengalami pelarutan senyawa kimia.
Botol sekali pakai biasanya terbuat dari polyethylene terephthalate (PET) dengan kode daur ulang #1. Meski tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa PET dapat membawa senyawa kimia berbahaya dari plastik ke dalam air, namun bahan pembuatannya terbilang mengkhawatirkan.
Dikutip Livestrong, PET mengandung karsinogen termasuk campuran antimoni trioksida dan asetaldehida.
Senyawa pada botol plastik dapat merembes ke dalam air melalui goresan ataupun pelonggaran botol yang menimbulkan adanya ruang tambahan di dalamnya.
“Kerusakan pada botol, meski hanya sedikit goresan atau kerutan, bisa meningkatkan risiko mikropartikel pada plastik masuk ke air,” ujar Jabraan Pasha, MD, dari the University of Oklahoma College of Medicine.
Mikropartikel ini memang tidak akan menyebabkan sakit karena jumlahnya yang sedikit, namun meminimalisir paparan terhadap senyawa kimia lebih dianjurkan.
Di sisi lain, paparan sinar matahari langsung terhadap botol sekali pakai juga dapat meningkatkan risiko pelarutan senyawa kimia. Botol yang terpapar suhu tinggi dapat mengalami reaksi oksidasi, pelarutan antimoni trioksida dan bisphenol-A (BPA) dari permukaan plastik.
Apabila botol ditaruh di dalam mobil seharian, Anda mungkin akan menyadari perubahan rasa pada air minum Anda. Ini karena senyawa asetaldaheda teroksidasi akibat paparan suhu tinggi.
Meski biofilm yang terbentuk di dalam botol tidak akan menyebabkan sakit, namun risikonya semakin tinggi.
Untuk menghindari risiko infeksi yang mungkin terjadi, penggunaan botol sekali pakai selama satu hari lebih dianjurkan.