tirto.id - Peristiwa yang sangat langka baru-baru ini terjadi di Italia. Masyarakat Italia, yang terkenal mudah menggerutu mengenai politik, menyambut sebuah aturan baru dengan sangat positif, yaitu peraturan untuk mencegah makanan dibuang-buang di negeri yang terkenal dengan menara Pisa-nya itu yang diluncurkan oleh Parlemen Italia.
Para senator Italia pekan lalu mensahkan rancangan peraturan tersebut dengan 181 suara mendukung dan dua menentang dalam sesi terakhir yang diselenggarakan pada 2 Agustus.
Ketentuan itu terdiri atas serangkaian langkah yang ditujukan untuk memangkas sampah makanan yang rata-rata terdaftar di negeri tersebut tak kurang dari satu juta ton.
Peraturan tersebut dilandasi atas prinsip pemberian penghargaan untuk prilaku baik oleh warga dan pengusaha, bukan untuk menghukum orang yang berkelakuan buruk.
Konsumen yang berbelanja di pasar swalayan dan toko sayur-mayur pada Jumat (5/8/2016) menyuarakan kesan sangat mendukung peraturan itu.
"Itu terlihat seperti sebuah langkah yang bagus, dan layak, mengingat sangat banyak makanan yang kami sia-siakan di sini dan di negara maju lain," kata Daniele Fonde, seorang guru yang berusia 47 tahun, kepada Xinhua.
"Saya cuma ragu langkah ini tidak akan terlalu efektif dalam mengubah prilaku pribadi mengenai makanan, yang saya percaya memainkan peran besar," kata Fonde.
Studi pada 2012 yang dilakukan oleh Politechnico University di Milan menunjukkan, sebanyak 5,1 juta ton makanan dengan nilai tak kurang dari 12,6 miliar euro ($13,9 miliar) disia-siakan setiap tahun di Italia. Hal itulah menjadi landasan anggota Parlemen Italia untuk membuat rancangan peraturan mereka.
Secara keseluruhan, dengan rata-rata sebanyak 94 kilogram sampah per kapita, sebanyak 53 persennya berasal dari kelompok penjual makanan dan 47 persen dari keluarga, kata studi tersebut.
Sampah makanan rumah tangga berjumlah 0,5 persen dari produk domestik kotor nasional (GDP) Italia, kata Kementerian Lingkungan Hidup Italia.
Jumlah sampah makanan global juga mengerikan. Sebanyak 1,3 miliar ton makanan hilang atau disia-siakan di seluruh dunia setiap tahun, kata studi "Global Food Losses and Food Waste" yang disiarkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada 2011.
"Ini adalah salah satu warisan yang paling indah dan nyata dari Milan Expo 2015," Menteri Pertanian Italia Maurizio Martina berkomentar mengenai peraturan tersebut setelah persetujuan definitifnya.
Peraturan itu juga dipuji oleh lembaga pangan.
"Dengan peraturan baru ini, kami sekarang bertujuan menggandakan berton-ton makanan yang kami kumpulkan dan bagikan kepada lembaga lain yang membantu orang miskin," kata Marco Lucchini, Direktur Jenderal yayasan Italian Food Bank Network, kepada media setempat.
"Kami berharap bisa mencapai satu juta ton dalam beberapa tahun ke depan, dari sebanyak 500.000 ton yang kami kumpulkan sekarang," katanya.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara