Indeks Tionghoa

Ko Tang, pangkas rambut legendaris di kawasan Glodok, bertahan dari sejumlah tragedi politik dan banjir besar Jakarta.

Etnis keturunan Tionghoa dipaksa berasimilasi dengan penduduk pribumi dengan mengubah nama mereka pada masa Orde Baru.

Eddy Tansil menikmati privilese di China.

Sejarah perayaan Cap Go Meh bermula dari Cina sejak sebelum masehi, lalu menyebar ke berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia.

"Orang Tionghoa banyak yang baik, ada juga yang brengsek," kata Prabowo. 

"Saya mantan prajurit, saya dikenal dulu keras, ya kan? Kalian banyak takut sama saya dulu kan? Betul? Sekarang enggak, kan?," kata Prabowo.

"Kalau saya hormat sama Republik Rakyat Tiongkok, tidak berarti saya anteknya Tiongkok," kata Prabowo Subianto.

Prabowo bicara soal Pancasila, hubungan mayoritas-minoritas dan janji melindungi semua kelompok saat menemui sejumlah pebisnis Tionghoa.

Kisah-kisah yang dibuat Njoo Cheong Seng selalu berakhir dengan kematian tokoh utama. 

Pengangkatan kapitan di komunitas Tionghoa untuk mengontrol perilaku warga dan memudahkan pemerintah kolonial dalam memungut pajak

Demi NKRI, laki-laki Tionghoa ini rela menjadi penyelundup.

Ditempa di teater, Teguh Karya menjelma jadi sutradara bernas tanah air. Film-filmnya mengangkat narasi pertentangan kelas dan pencarian identitas—sesuatu yang terus ia pertanyakan sebagai seorang minoritas.

"Tidak mungkin memulihkan luka yang tidak mau kita akui."

Kwee Tek Hoay adalah salah satu penulis peranakan penting dalam khazanah kesastraan Melayu-Tionghoa yang juga membentuk identitas kebangsaan Indonesia.

Perayaan Karnaval Nusantara Cap Go Meh 2018 di kawasan Glodok, Jakarta, Minggu (4/3/2018)

Perayaan Cap Go Meh sebagai warna kebudayaan Tionghoa di Indonesia timbul tenggelam dibawa arus zaman dan kebijakan.

Handoko mengajukan banding atas putusan hakim menolak gugatan terhadap Instruksi Wagub DIY tahun 1975.

Peristiwa G30S 1965 tak hanya berbuntut pada pembantaian terhadap orang-orang yang dianggap antek PKI di Jawa, tapi yang tak kalah mengerikan terjadi juga di Kalimantan.

Instruksi Presiden 1967 membatasi tata cara peribadatan Tionghoa, termasuk dalam merayakan Imlek, pada era Soeharto. Gus Dur kemudian membatalkan instruksi itu.

Kisah cinta yang tragis ini dipublikasikan secara luas karena surat-surat cinta yang dibocorkan kepada seorang penulis.