Indeks Sejarah Film Indonesia
Usmar Ismail Awards, Ajang Untuk Peringati Hari Film Nasional
Usmar Ismail Awards dihadirkan untuk memperingati Hari Film Nasional dan menghormati bapak perfilman nasional, H. Usmar Ismail
Usmar Ismail dan Film Tiga Dara, Karyanya yang Sangat Ia Benci
Usmar Ismail berkali-kali mengungkapkan ketidaksukaannya kepada film Tiga Dara yang dibuatnya
Usmar Ismail: Dari Jurnalis, Pernah Dibui Hingga Idealisme Karyanya
Bagaimana perjalanan hidup Usmar Ismail hingga berkiprah di film nasional?
Usmar Ismail dan Tiga Dara, Film Terbaik yang Telah Direstorasi
Tiga Dara yang dianggap sebagai salah satu film terbaik Usmar Ismail telah direstorasi dan ditayangkan kembali di bioskop Indonesia
Hari Lahir Usmar Ismail Bapak Film Nasional Dirayakan Google Doodle
Ulang tahun bapak film Indonesia, Usmar Ismail dirayakan Google Doodle.
Bupati Bandung Wiranatakusumah V: Naik Haji, Lalu Bikin Film
Cerita lama.
Seekor kera sisih
di belantara.
Seekor kera sisih
di belantara.
Sekolah Film, Kemiskinan Imajinasi, dan Kurang Pergaulan
JB Kristanto, seorang pendokumentasi film Indonesia bernapas panjang, berbagi pandangan tentang ruang pendidikan dan pemikiran yang melahirkan dan menghidupkan generasi film akhir 1920-an hingga sekarang.
Mencari Jejak Film Nusantara
Loetoeng Kasaroeng adalah film yang pertama kali dibuat di Indonesia. Namun, sejarah Film Indonesia tak bisa lepas dari Usmar Ismail dan filmnya, Darah dan Doa. Darah dan Doa boleh jadi tonggak film nasional. Namun, film itu bukanlah film pertama di Indonesia. Membuat film di era modern bagai dua sisi mata uang yang berbeda, tak bertemu antara kualitas dan selera pasar.
Gambar Idoep yang Menghidupkan Nusantara
Film sudah lama dikenal masyarakat Indonesia, bahkan ketika masih menjadi bagian dari Hindia Belanda". Penontonnnya cukup laris, meski produksi asli Indonesia pada masa itu masih nihil. Darah dan Doa tercatat sebagai film pertama "Made in Indonesia".
Mengawetkan Kala dalam Restorasi Tiga Dara
Film Tiga Dara produksi tahun 1956 akan ditayangkan kembali mulai 11 Agustus 2016. Tidak main-main, kopi film yang akan diputar telah melalui proses restorasi kualitas tertinggi hingga mencapai 4K (resolusi horizontal hingga 4000 piksel). Film ini merupakan film lawas Indonesia ketiga yang mendapatkan sentuhan restorasi setelah sebelumnya Lewat Djam Malam (1954) pada 2012, dan Darah Dan Doa (1950) pada 2013. Bagaimana reaksi publik Indonesia terhadap film ini?