K.H. Mas Mansoer mendalami ilmu agama di Makkah dan Kairo. Ia menyaksikan geliat nasionalisme bangsa-bangsa Arab dan berusaha menumbuhkan semangat itu di tanah air.
Tulisan-tulisan politik Kartosoewirjo dalam surat kabar Fadjar Asia tak lepas dari propaganda Sarekat Islam tentang pentingnya berorganisasi dan kembali ke jalan Islam
Tjipto Mangoenkoesoemo adalah dokter, wartawan, sekaligus pejuang pergerakan nasional yang berkali-kali merepotkan rezim kolonial tapi tidak sempat menghirup udara kemerdekaan.
Gagasan tentang zelfbestuur (pemerintahan sendiri) bagi rakyat Indonesia sudah dicetuskan H.O.S. Tjokroaminoto sejak tiga dekade sebelum kemerdekaan RI.
Raden Goenawan adalah pesaing terberat Tjokroaminoto di Sarekat Islam (SI). Namun, karier politiknya hancur lantaran diduga menggelapkan uang organisasi.
Agus Salim muda sebenarnya bisa terus hidup mapan sampai tua. Tapi ia memilih ikut pergerakan nasional bersama Sarekat Islam dan hidupnya jauh dari mapan.
Pemimpin Besar Sarekat Islam (SI), H.O.S. Tjokroaminoto, pernah mendapat tudingan korupsi oleh Darsono, tokoh SI Merah yang nantinya turut mendirikan PKI.
Aksi pemecatan pengurus partai seperti dilakukan Djan Faridz terhadap Lulung Lunggana bukanlah hal aneh. Di masa lalu, memecat kader yang berbeda haluan kerap terjadi di Sarekat Islam, leluhur Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Tjokroaminoto menjadi Ketua Sarekat Islam (SI) setelah menggusur sang petahana Samanhoedi, dan memimpin ormas terbesar di Indonesia itu selama 20 tahun hingga wafat.
Haji Misbach adalah tokoh fenomenal dalam perjuangan pergerakan Indonesia. Ia memimpin Sarekat Islam, tapi faksi merah. Baginya, Islam bisa bergandengan dengan komunisme.