"Pengunduran diri Bapak Djan Faridz akan diumumkan pada forum Mukernas [Musyawarah Kerja Nasional], yang akan diselenggarakan di Jakarta, pada 15-16 November mendatang."
"Kami memutuskan secara resmi untuk mendukung Pak Sudirman karena terjadi kesepakatan bahwa program-program PPP dapat diayomi saat beliau menjabat nanti," kata Ketua Umum PPP hasil Muktamar Jakarta Djan Faridz.
Pasca ditolaknya gugatan kubu Djan Faridz oleh MK, Wakil Sekjen PPP Achmad Baidowi meminta pendukung kubu Djan untuk bergabung kembali untuk bersama menghadapi Pemilu 2019.
Pengurus PPP Muktamar Jakarta (Djan Fariz) mendukung hak angket terhadap KPK yang telah diputuskan pimpinan DPR RI pada pekan kemarin. Sikap ini berbeda dengan pengurus PPP Muktamar Surabaya (Romahurmuziy).
Sejumlah politikus PPP Kubu Djan Faridz dan PPP Kubu Romi mengikuti jejak Haji Lulung mendukung Anies-Sandiaga di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.
Anies Baswedan menyatakan pengaruh Haji Lulung terhadap massa PPP di DKI Jakarta jauh lebih besar ketimbang PPP Kubu Djan Faridz dan PPP Kubu Romi yang menjadi pendukung Ahok-Djarot.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Djan Faridz mengimbau agar seluruh kader PPP untuk bersepakat mendukung pasangan calon nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.
Aksi pemecatan pengurus partai seperti dilakukan Djan Faridz terhadap Lulung Lunggana bukanlah hal aneh. Di masa lalu, memecat kader yang berbeda haluan kerap terjadi di Sarekat Islam, leluhur Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Haji Lulung mengatakan pemecatan terhadap dirinya dilakukan karena ia enggan mendukung pasangan calon (paslon) gubernur DKI Jakarta nomor 2 Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Saeful Hidayat di Pilkada Putaran kedua.
Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menganggap pemecatan Lulung dan sembilan rekannya yang lain dari PPP Djan Faridz merupakan dinamika politik yang akan berujung pada kebaikan.