Jejeran stadion sepakbola baru nan megah berdiri beberapa tahun terakhir di Indonesia. Kemegahan stadion baru ini boleh saja dibanggakan, tapi bagaimana dengan kualitas dan pemeliharaannya?
Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) berharap atlet-atlet yang sudah mengikuti program pemusatan latihan nasional (pelatnas) tidak lagi berpartisipasi di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON). Mereka mestinya memfokuskan diri untuk berkompetisi di tingkat internasional, baik berorientasi pada Asian Games maupun Olimpiade.
Berkaca pada dua gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) terakhir di Riau dan Kalimantan Timur, ada sebuah elegi pahit yang tidak bisa terbantahkan: kesia-siaan. Elegi itu kini mengintai dan membayangi Jawa Barat.
Tujuan dari PON atau olahraga Indonesia pada umumnya tidak hanya sebagai tontonan, tapi harus dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk dukungan terhadap negara. Olahraga merupakan salah satu sektor yang menjadi perhatian dari negara untuk dikembangkan lebih serius sebab memiliki potensi yang cukup besar untuk mengenalkan dan membanggakan Indonesia sebagai bangsa.
Dalam sambutannya sebelum memulai pidato penutupan PON 2016, Jusuf Kalla memimpin doa untuk para korban bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah di Jawa Barat dan daerah-daerah lainnya.
Selain menghadirkan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) yang akan menyerahkan bendera PON kepada Gubernur Papua Lukas Enembe, PON 2016 akan ditutup secara resmi oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla.
Jawa Barat sebagai tuan rumah harus puas berada di posisi ketiga dengan mengumpulkan total 2 medali emas, 3 perak, dan 1 perunggu. Sementara di posisi kedua ada Jawa Timur dengan raihan 2 medali emas, 3 perak, dan 5 perunggu.
Bonus atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) lebih besar nilainya dari bonus atlet yang meraih medali dalam SEA Games sehingga menyebabkan atlet lebih memilih PON daripada kejuaraan internasional tersebut.
Cabang-cabang olahraga sekelas hobi dan aktivitas kreatif, masuk dalam cabang olahraga yang dipertandingkan di PON. Inilah pembelokan dari semangat PON yang digagas beberapa puluh tahun silam.
Sejumlah atlet kelas Olimpiade bersedia turun ke pertandingan PON. Bonus yang menggiurkan membuat mereka "turun kasta". Padahal, PON sedianya digelar untuk menjaring atlet-atlet muda berbakat untuk kemudian berpartisipasi ke ajang yang lebih tinggi.
Sejak 90-an, gengsi kedaerahan PON sudah tak lagi terpatri pada para atlet. Mereka lebih memilih mutasi daerah demi kehidupan layak. Momentum ini dimanfaatkan daerah yang tak mau berusah payah membina atlet. Dua hal inilah yang kemudian membuat PON keluar dari khittahnya.
Tim sepatu roda Jabar langsung tancap gas di hari pertama pertandingan cabang olahraga sepatu roda PON XIX 2016, dengan meraih dua medali emas pada pertandingan yang berlangsung di Gor Saparua, Bandung, Kamis.
Menpora Imam Nahrawi meminta agar keamanan para atlet terjamin, karena para atlet merupakan aset bangsa di bidang olahraga yang kelak akan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Tim NTB 1 memastikan medali emas setelah mengalahkan tim Jatim di babak final dengan skor akhir 2-0 di cabang voli pasir, pada Selasa (20/9/2016). Sementara DKI Jakarta menambah perolehan medali emasnya lewat cabang olahraga selam laut.
Cabang olahraga dansa resmi dipertandingkan pada PON XIX Jawa Barat. Cabang ini gagal dipertandingkan pada PON Rian 2012 lalu karena mengundang polemik.
Sensor terhadap gambar atlet renang PON XIX/2016 Jawa Barat menuai kontroversi. KPI mengafirmasi bahwa pihaknya tidak memberikan perintah terkait penyamaran gambar (blur) atlet renang tersebut.
Sebanyak sembilan atlet taekwondo Aceh mengikuti latihan pemantapan fisik, teknik, taktik dan mental sebagai persiapan mengikuti Pekan Olahraga Nasional XIX pada 17 - 29 September 2016.
Sebanyak 915 atlet serta 343 ofisial akan mewakili DKI Jakarta untuk bertanding dalam 44 cabor pada PON Jabar yang berlangsung 17-29 September mendatang