Bantuan yang akan diberikan untuk para korban banjir bandang Garut mulai melimpah, bahkan hingga terjadi penumpukan. Di tengah meluapnya bantuan, para korban anak-anak sekolah kurang mendapat perhatian berupa sumbangan untuk keperluan sekolah.
Hasil pencarian hingga Sabtu (24/9/2016) tercatat di Pusat Posko Markas Kodim 0611 Garut yakni 30 meninggal dunia dan 22 orang dilaporkan hilang. Tim gabungan pencarian korban pun memperluas sektor pencariannya menjadi lima titik yang ditunjang peralatan memadai.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menyumbangkan bantuan senilai Rp,13 miliar kepada korban bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Puluhan anak korban banjir bandang di Garut tidak bisa sekolah karena seragam dan peralatan sekolah ikut hanyut terbawa banjir yang melanda daerah tersebut. Mereka butuh bantuan seragam dan peralatan sekolah lainnya.
Apakah kita benar-benar peduli dengan banjir bandang di Garut? Seberapa penting banjir bandang di Garut dibandingkan Pilkada DKI, PON 2016 atau pengadilan Jessica?
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, terdapat 20 korban tewas akibat banjir dan longsor di Garut dan Sumedang, Jawa Barat. Sementara itu, pemerintah juga telah menyiapkan tempat pengungsian bagi 517 warga Garut yang rumahnya rusak diterjang banjir.
Banjir bandang yang melanda Garut menyebabkan sejumlah kerusakan pada pemukiman warga dan jatuhnya korban jiwa. Selain itu, banjir juga merendam merendam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Slamet Garut. Pada saat banjir merendam rumah sakit tersebut ada seorang ibu hamil sedang melahirkan.