Aksi rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya pertengahan Agustus lalu merembet ke banyak hal, termasuk pemblokiran internet dan dijeratnya beberapa aktivis.
Bagi sebagian kalangan, pertemuan Jokowi dengan 61 'Tokoh Papua' adalah politik pecah belah. Yang diundang tidak merepresentasikan seluruh kelompok kepentingan di Papua.
Kemenkominfo masih menutup akses internet di Papua dengan alasan masih banyaknya hoaks. Tapi bagi sebagian pihak, itu justru membuat kabar yang meragukan kebenarannya sulit diverifikasi.
Jokowi meminta masyarakat Papua memaafkan perlakuan rasis di Surabaya—peristiwa yang lantas memicu kerusuhan di Manokwari dan beberapa tempat lain. Tapi itu tidak relevan karena: aparat ditambah, internet dicekik.