Abul Hasan Ali bin Harzahim pernah meragukan "Ihya Ulumuddin". Ia sempat berencana membakar salinan-salinan kitab tersebut, tapi urung setelah mimpi bertemu Rasulullah.
Haidar Bagir, pendiri penerbit Mizan, fokus pada kajian tasawuf, terutama varian falsafi. Inilah yang mendorongnya mengkampanyekan sikap toleran, termasuk kepada kelompok minoritas.
Filsuf dan anak-anak sama-sama memiliki rasa ingin tahu yang besar. Jika sikap ini difasilitasi lewat kelas filsafat yang memadai dan tepat, prestasi si anak di bidang matematika, sains, maupun sastra akan meningkat.