Abul Hasan Ali bin Harzahim pernah meragukan "Ihya Ulumuddin". Ia sempat berencana membakar salinan-salinan kitab tersebut, tapi urung setelah mimpi bertemu Rasulullah.
Haidar Bagir, pendiri penerbit Mizan, fokus pada kajian tasawuf, terutama varian falsafi. Inilah yang mendorongnya mengkampanyekan sikap toleran, termasuk kepada kelompok minoritas.