Indeks Femisida

Saat korban minta dipijat, Kamal Mopangga menyembunyikan pisau pemotong kelapa di bawah bantal.

Pembunuhan yang menyasar perempuan karena identitas gendernya dinilai lahir dari budaya maskulinitas yang dilekatkan pada prajurit militer.

Kejahatan yang dilakukan Yunus Saputra terhadap almarhumah DF (15) tergolong femisida, bukan kejahatan biasa.

Pelaku berinisial RR (19), pengangguran, warga Lampung Utara, diringkus saat bersembunyi di Kecamatan Negeri Besar, Kabupaten Way Kanan.

Usai membunuh, pelaku langsung pergi mengendarai sepeda motor dan menyerahkan diri ke Polsek Sukarame.

Korban diperkirakan usia 25-30 tahun, kulit putih, tinggi 160 cm, rambut hitam lurus panjang, dan memakai behel.

Ketiga pelaku telah ditangkap dan ditahan serta disangkakan dengan pasal pembunuhan berencana.

Femisida di Indonesia meningkat, tapi belum diakui hukum. Negara dinilai abai, aparat minim perspektif gender, dan perlindungan korban masih lemah.

Mengenal sosok Valeria Marquez, beauty influencer asal Meksiko yang ditembak mati saat live TikTok.

Adolescence menjadi peringatan bagi penonton tentang rumitnya pengasuhan remaja sekaligus menegaskan kuatnya garis batas antara dunia anak dan orang tua.

Pada PRA, Ana menganggap bahwa kasus kekerasan yang dialami jauh lebih parah. Simak selengkapnya.

Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan mengalami peningkatan dibandingkan dengan kasus pada tahun sebelumnya. Apa penyebabnya?

Tekanan ekonomi akibat utang atau pinjaman online (pinjol) menjadi faktor baru yang mendorong terjadinya femisida.

Diskusi “Femisida di Indonesia bukan Pembunuhan Biasa" oleh Komnas Perempuan menyorot belum lazimnya istilah femisida pada kasus pembunuhan perempuan.

Komnas Perempuan menilai fenomena Femisida masih sangat minim dikenal oleh kalangan masyarakat dan juga peraturan-undangan nasional.

Vonis bebas Ronald Tannur membuktikan upaya penegakan hukum kasus femisida masih belum serius dan terkesan lemah.

Video merupakan gabungan dua klip yang tak berhubungan dengan sosok Linda dan kasus Vina.

Aparat penegak hukum di Indonesia dinilai belum memiliki perspektif hukum dalam penanganan kasus femisida.

Asia menjadi wilayah dengan kasus femisida terbesar di dunia. Dari sekitar 45 ribu kasus pada tahun 2021, 17.800 di antaranya terjadi di wilayah Asia.

Untuk mengantisipasi kekerasan berbasis gender atau femisida, Komnas Perempuan menyarankan masyarakat bisa menjadi support system bagi korban.