tirto.id - Beredarnya film “Vina: Sebelum 7 Hari” di layar lebar menarik perhatian lantaran dianggap eksploitatif dan tidak sensitif oleh beberapa pihak. Film tersebut mengangkat kisah nyata pembunuhan dan pemerkosaan terhadap perempuan berusia 16 tahun, di Cirebon, pada 2016 silam. Ia dan kekasihnya menjadi korban pembunuhan oleh sekelompok geng motor.
Di sisi lain, bersamaan dengan kembalinya fokus publik ke kasus tersebut, pengusutan kasus ini pun berlanjut setelah 8 tahun menguap. Pihak kepolisian sebelumnya telah menyimpulkan ada 11 orang pelaku pembunuhan dan pemerkosaan dalam kasus ini. Kala itu, 8 orang tertangkap, sementara tiga orang lainnya masih menjadi buron, salah satunya Pegi Setiawan alias Egi yang baru-baru ini sudah diamankan Polda Jawa Barat (Jabar).
Kasus ini lantas menemui titik baru, setelah sosok Malinda Putri, atau Linda, yang diduga sebagai saksi kunci, muncul ke publik. Ia memenuhi panggilan polisi di Polres Cirebon bersama keluarga dan pengacaranya, pada Senin (27/5/2024).
Mengenai sosok Linda tersebut, beredar video di media sosial yang menyebut dirinya ditangkap. Akun Facebook bernama “Anake Mah Yah” salah satunya, menyebarkan klip singkat tak sampai dua menit yang menunjukkan seorang perempuan mengenakan masker dan baju tahanan sedang dikawal polisi.
Video berlanjut memperlihatkan rekaman seorang perempuan berjilbab sedang dimintai keterangan di sebuah ruangan. Sepanjang video terpampang teks di bagian bawah bertuliskan “LINDA SAHABAT VINA DITANGKAP BUKA FAKTA BARU”.
Unggahan bertanggal 22 Mei 2024 ini sudah disukai oleh 59.100 orang, dibagikan ke 3.100 orang, dan memperoleh 5 ribu komentar, per Senin (10/6/2024). Video identik juga ditemukan di akun Facebook lain, seperti ini dan ini.
Lantas, bagaimana faktanya?
Penelusuran Fakta
Usai menyaksikan video secara utuh, Tim Riset Tirto berusaha menelusuri asal muasal klip yang dicatut. Langkah yang kami lakukan adalah menyalin tangkapan layar rekaman seorang perempuan tengah dimintai keterangan di sebuah ruangan, ke Google Image.
Hasilnya, Tirto menemukan klip itu tak ada sangkut pautnya dengan Linda dan kasus Vina. Kami menjumpai gambar serupa dijadikan headline dalam berita Sindo News berjudul “Wanita di Aceh Besar Nekat Curi Perhiasan Majikan, Demi Menyenangkan Hati Sang Pacar”.
Artikel yang tayang 24 Juni 2022 itu menceritakan soal perempuan berinisial LAA di Banda Aceh yang mengambil emas sebanyak 26,4 gram milik majikannya demi membelikan ponsel untukpacarnya, yang dikenal di media sosial. Perempuan itu lantas ditangkap Tim Rimeung Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polresta Banda Aceh, setelah dilaporkan korban.
Video terkait hal itu juga didokumentasikan oleh Kompas TV.
Selanjutnya, Tirto menelusuri klaim yang berlalu-lalang lewat penelusuran Google dan menemukan narasi ini telah dibantah oleh kantor berita Antara. Disebutkan, rekaman awal yang menunjukkan sosok perempuan dikawal polisi merupakan kasus penyelundupan butir ekstasi yang dilakukan oleh seorang wanita asal Jakarta.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dua klip yang digabung ini tidak membenarkan klaim yang disebutkan.
Sebagai tambahan informasi, dalam pemeriksaan polisi pada Senin (27/5/2024) lalu, Linda mengungkap bahwa dirinya tidak dekat dengan Vina dan tidak mengenal Pegi maupun tersangka-tersangka lainnya. Selain itu, Linda juga mengklaim dirinya tak tahu menahu soal kejadian pembunuhan Vina.
Tidak ada sumber kredibel yang memberitakan soal penangkapan Linda dalam kasus pembunuhan Vina.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang sudah dilakukan, video dengan klaim penangkapan Malinda Putri atau Linda dalam kasus pembunuhan Vina di Cirebon, bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Video merupakan gabungan dua klip yang tak berhubungan dengan sosok Linda dan kasus Vina. Klip pertama menunjukkan kasus pencurian emas di Aceh dan klip kedua merupakan kasus penyelundupan butir ekstasi yang dilakukan oleh seorang wanita asal Jakarta.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty
