Berawal dari tindakan spontanitas yang dilakukan oleh anggota Brimob Nusantara yang dikirimkan ke Polda Metro Jaya. Pemicunya ialah ada komandan kompi yang dipanah dengan panah beracun.
Dedi Prasetyo mengatakan para tersangka dalam kasus kericuhan 21-22 Mei memiliki perannya masing-masing, mulai dari pelaksana di lapangan, koordinator, penyumbang dana serta aktor intelektual.
Keberadaan korban jiwa dalam aksi 22 Mei menyedot perhatian dunia internasional, karena Indonesia jadi bagian Dewan Keamanan PBB dan ingin jadi anggota Dewan HAM PBB.
Berdasarkan pantauan Tirto, hingga tengah hari ini, terlihat beberapa keluarga datang dan pergi di RSUD Tarakan untuk mencari nama anak-anaknya atau kerabatnya yang hilang kontak usai aksi 22 Mei.