Indeks bpom

Cacing dalam produk ikan makarel (makerel) ini diduga berasal dari hasil tangkapan pada musim dan kawasan yang sama di negara asal.

Temuan BPOM mengungkap 16 merek produk impor dan 11 merek produk dalam negeri positif mengandung parasit cacing.

27 merek produk ikan makarel kaleng positif mengandung parasit cacing terdiri dari 16 produk impor dan 11 produk dalam negeri.

BPOM menemukan produk kosmetik ilegal dengan merek Barbapapa, Animate Vitamin E, Egg White, dan Cherveen, di Jakarta Barat.

Kosmetik ilegal tersebut dikemas ke dalam karton-karton polos yang hanya bertuliskan tanggal kedaluwarsa.

Disperindag Kota Batam menarik 157 produk makanan ikan sarden kaleng yang terdeteksi mengandung cacing, dan memanggil distributor sarden merek Farmerjack, IO, dan Hoki.

"Dari penelusuran sementara di Tanjungjabung Barat, Sarolangun, Bungo dan Tebo, kami belum menemukan tiga produk ikan kaleng yang dilarang dikonsumsi karena mengandung cacing."

BPOM memerintahkan importir menarik dan memusnahkan produk ikan makarel dalam kemasen kaleng ukuran 425 gram dari tiga merek.

BPOM membongkar produksi mie basah mengandung boraks di Gorontalo serta mengamankan dua alat produksi air minum tanpa izin.

"Kita imbau masyarakat hati-hati membeli. Sardennya itu merek Mackerel Farmer Jack."

Tiga produk ikan makarel, yaitu merek IO, Farmer Jack, dan HOKI terbukti mengandung cacing sehingga harus segera ditarik dari peredaran

Pemprov DKI memastikan isu peredaran telur palsu tidak terbukti. Pembuktian sudah dilakukan melalui uji laboratorium.

BPOM Palu menarik sekitar 11.986 suplemen jenis Viostin DS dan Enzyplex yang mengandung babi di sejumlah toko obat di wilayah tersebut.

Beredar kabar tentang kandungan mikroplastik pada air minum dalam kemasan. Menurut BPOM, belum ada studi ilmiah yang membuktikan bahaya mikriplastik bagi tubuh manusia sehingga belum ada penetapan batas aman untuk mikroplastik. Disisi lain, penggunaan mikroplastik bukan ha baru di bidang kecantikan seperti pembersih wajah dan body scrub.

Pasca-adanya surat edaran dari BPOM, pihak apotek langsung menarik Albothyl dari etalase dan tidak menjualnya lagi kepada pembeli.

Dengan berbagai proses uji yang dilakukan BPOM, YLKI menilai seharusnya kasus penarikan Albothyl tersebut tidak terjadi.

BPOM membekukan izin edar Albothyl yang selama ini biasa digunakan sebagai antiseptik dan obat sariawan.

BPOM membekukan izin edar Albothyl dan tiga merek obat lain yang juga mengandung policresulen dalam bentuk sediaan cairan obat luar konsentrat.

Saat ini, PT Pharos Indonesia masih terus mengumpulkan informasi dan data terkait produk Albothyl.

Kandungan ini diduga yang terdapat dalam produk albothyl yang diproduksi oleh PT. Pharos Indonesia.