Maarif Institute turut berduka cita terhadap peristiwa bom Kampung Melayu yang telah menimpa para korban dan mengutuk tindakan keji pengeboman tersebut.
Pasca kejadian bom bunuh diri, petunjuk tentang pelaku bisa tersimpan di tempat kejadian perkara. Namun, memasukinya tanpa pengetahuan terutama oleh pihak yang bukan berwenang justru akan merusak dan menghilangkan bukti.
"Siapa pun pelakunya mereka adalah manusia yang sudah kehilangan nilai kemanusiaannya. Sungguh ini adalah tragedi kemanusiaan yang sangat keji dan memilukan."
Tersangka aksi teror bom di Kampung Melayu yang tinggal di Jalan Cibangkong Nomor 130/120, RT02/07, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, dikenal sebagai orang yang tertutup dengan lingkungan sekitar.
"Terimakasih kepada netizen yang memviralkan hastag #KamiTakTakut. Karena tujuan terorisme itu adalah menakut-nakuti warga. Kalau warga takut, berarti tujuan terorisme berhasil," kata perwakilan Polri.
Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta, Djarot Hidayat, menilai ledakan bom di kawasan Terminal Bus Kampung Melayu tidak ada kaitannya dengan kegiatan pawai obor oleh warga setempat, Rabu (24/5) malam.
Setelah ledakan terjadi, Jihan dan teman-temannya seketika berlari menjauhi lokasi kejadian. Namun, Jihan baru menyadari bagian kepala, tepat di sebelah atas telinga kirinya bengkak.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menyebut ada sejumlah barang bukti yang sama kasus bom di Kampung Melayu dengan bom di daerah Cicendo, Bandung.
Kekasih Briptu Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata, Dinda Venisita Verani, mengaku sempat bermimpi tentang pernikahan keduanya, tak berapa lama sebelum kejadian bom di Kampung Melayu yang menyeret nyawa sang Briptu.
Polri memberikan kenaikan pangkat pada tiga anggota Polri yang meninggal akibat ledakan bom di dekat halte TransJakarta Kampung Melayu, Rabu (24/5/2017) malam, yakni Bripda Ridho Setiawan, Bripda Imam Gilang Adinata dan Bripda Taufan.