Indeks Blue Bird

Para driver taksi atau ojek online menghadapi potensi kecelakaan dan tindakan kejahatan saat bekerja. Sejauh mana perusahaan mitra melindungi mereka?

Bagaimana menghadapi pesatnya GoCar-Uber-Grab? Pelajari dan nyemplung ke dalam bisnis digital seperti startup-startup tersebut.

Kinerja keuangan emiten taksi secara konsisten tergerus sejak 2016. Ada yang makin terpuruk juga mencoba bertahan. Bagaimana peluang mereka?

Sejak digempur taksi-taksi berbasis aplikasi, pendapatan perusahaan taksi konvensional terus menurun. Tidak terkecuali TAXI dan BIRD.

PT Go-Jek Indonesia dan PT Blue Bird Tbk bekerjasama meluncurkan aplikasi Go-Bluebird. Mutualisme bisnis.

Pengelola taksi konvensional akhirnya memilih beraliansi dengan transportasi online. Blue Bird memilih kerja sama dengan Gocar, sementara Express dengan Uber. Siapa lebih jagoan?

Penambahan fitur baru dalam aplikasi MY BLUE BIRD berupa sistem pembayaran non tunai melalui e-voucher, kartu kredit dan kartu debit tersebut untuk memudahkan masyarakat melakukan pembayaran saat menggunakan jasa layanan taksi Blue Bird.

Selama lebih satu tahun beroperasi di Indonesia, sejumlah penyedia jasa taksi online melalui aplikasi dengan konsep ride-sharing berkembang pesat. Sayangnya, selama satu tahun itu pula tidak ada regulasi dari pemerintah yang menaungi bisnis tersebut.

KehadiranUber memporakporandakan tatanan bisnis taksi konvensional. Uber datang dengan filosofi sharing economy, di mana mitra diharap bisa bekerja sambilan memanfaatkan properti kendaraan yang dimilikinya. Tapi apa jadinya, jika ternyata banyak mitra menjadikannya sebagai gantungan hidup?

Selain memperbaharui aplikasi mobile-nya, My Blue Bird, perusahaan transportasi Blue Bird Group masih mencari peluang untuk bekerja sama dengan Go-Jek. Namun, Direktur PT Blue Bird Tbk Sigit Priawan Joko Sutono belum dapat memberikan detail rinci terkait kerja sama tersebut.

PT Blue Bird Group Tbk berencana menjalin kerja sama dengan Go-Jek untuk memberikan dan meningkatkan pelayanan jasa taksi di Indonesia.

Satu pengemudi Blue Bird dan pengendara Go-Jek bentrok. Sopir Blue Bird menolak keberadaan layanan transportasi online.

Penumpang berkurang, nilai saham terjun bebas. Ujungnya, taksi dan segenap angkutan konvensional lain menuntut Grab Car, Uber, dkk, ditutup. Perselisihan antara transportasi konvensional dan berbasis aplikasi sebenarnya bukan hal baru. Ketika ojek berbasis aplikasi seperti Gojek dan Grab Bike mulai ngetren di tahun 2015, ada gejolak dari kalangan ojek pangkalan atau opang, dan hingga saat ini operasi aplikasi masih tersandung legalitas.