Menuju konten utama

Produksi Jagung Jambi 2015 Capai 8.017 Ton

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi mencatat produksi jagung pada tahun 2015 sebesar 51.724 terjadi kenaikan sebesar 8.017 ton pipilan kering atau sebesar 18,59 persen dibanding 2014. Jumlah produksi itu menyumbang kenaikan produksi jagung nasional sebesar 0,26 persen.

Produksi Jagung Jambi 2015 Capai 8.017 Ton
Petani menjemur jagung hasil panennya. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mencatat produksi jagung pada tahun 2015 sebesar 51.724 terjadi kenaikan sebesar 8.017 ton pipilan kering atau sebesar 18,59 persen dibanding 2014. Jumlah produksi itu menyumbang kenaikan produksi jagung nasional sebesar 0,26 persen.

“Kenaikan produksi disebabkan karena peningkatan luas panen seluas 551 hektare atau 6,94 persen dan peningkatan produktivitas jagung 5,98 kuintal/hektare (10,89 persen),” kata Kepala BPS Jambi Dadang Hardiwan di Jambi, Kamis, (31/3/2016).

Dadang menjelaskan peningkatan produksi jagung tahun 2015 tersebut memberikan kontribusi terhadap produksi jagung nasional sebesar 0,26 persen atau lebih besar 0,03 persen dibanding tahun 2014 yang menyumbang peningkatan sebesar 0,23 persen.

Sementara produksi keseluruhan jagung di Pulau Sumatera, kata Dadang, berkontribusi terhadap peningkatan produksi jagung nasional di tahun 2015 sebesar 21,70 persen. Angka tersebut masih kalah jauh dibandingkan dengan Pulau Jawa yang mampu berkontribusi lebih dari 50 persen terhadap produksi nasional.

Selain itu, Dadang juga mengatakan pola panen jagung pada tahun 2013 sampai 2015 di Jambi mencapai puncak panen tertinggi pada tiga tahun terakhir atau periode September sampai Desember disusul periode Mei sampai dengan Agustus, dan produksi paling kecil terjadi pada periode Januari sampai dengan April.

“Pola panen tersebut cenderung dipengaruhi peningkatan luas tanam jagung dengan adanya peningkatan luas tanam berakibat pada kenaikan luas panen dari subround ke subround,” kata Dadang.

Lebih lanjut, Dadang menjelaskan pola panen tahun di Subround III tetap tinggi akibat peningkatan luas tanam pada Subround II yang terjadi secara signifikan, yakni luas tanaman akhir pada bulan Agustus seluas 4.551 hektare.

Dadang menyinggung luas panen pernah berkurang di tahun 2015 karena lahan puso atau rusak seluas 443 hektare dan luas panen muda sebesar 888 hektare. Dengan kata lain, luas tanam lebih banyak daripada penurunan luas panen akibat pengaruh cuaca kemarau sehingga luas panen tetap meningkat. (ANT)

Baca juga artikel terkait BADAN PUSAT STATISTIK JAMBI atau tulisan lainnya

Reporter: Mutaya Saroh