tirto.id - AS Roma akan bertandang ke Stadion Ennio Tardini, markas Parma Calcio 1913 pada Sabtu (29/12/2018) pukul 21.00. Pertandingan pekan ke-19 Liga Italia ini bakal penting untuk kedua tim. Meski Roma di peringkat ketujuh dan Parma nomor 12, hanya ada perbedaan dua angka di antara mereka.
Baik Parma maupun AS Roma sama-sama baru saja menang pada pekan ke-18. Gol tunggal Roberto Ingleso membuat Gialloblu menang di markas Fiorentina sedangkan Roma menaklukkan Sassuolo 3-1 di Stadion Olimpico.
Roberto D’Aversa, pelatih Parma belum merasa puas dengan 25 poin yang didapatkan timnya dan berambisi menutup tahun 2018 sebaik mungkin. D’Aversa masih memperhitungkan kondisi fisik dan cedera pemainnya setelah tiga kali bertanding dalam sepekan.
“Kami harus bermain dengan tempo dan intensitas tinggi, memenangkan duel individu, lalu mengambil peluang. Kami akan bakal kesulitan jika membiarkan mereka (Roma) menentukan tempo permainan,” ucap D’Aversa dikutip situs resmi Parma,
Eusebio Di Francesco, pelatih Roma memastikan tidak akan memberikan banyak peluang Parma untuk menyerang. Sang juru taktik akan mengatur permainan untuk menghentikan kecepatan Gervinho, pemain depan Parma yang sebelumnya pernah berseragam Giallorossi.
"Saya pikir dia pemain yang tidak boleh diremehkan, tetapi kami tidak bisa pergi ke Parma dan hanya menumpuk pemain di depan gawang. Kami perlu fokus soal set-up pemain, karena mereka bakal mencoba menggunakan kecepatan Gervinho langsung sejak (serangan dibuka) kiper," kata Di Francesco.
Babak pertama akan menjadi pertaruhan bagi Parma vs Roma. Roma merupakan tim yang paling banyak membuat gol di babak pertama dan gol Parma lebih banyak tercipta di 30 menit pertama babak pertama. Dari 18 pertandingan, Parma paling sering kehilangan poin di babak kedua.
Jika melihat kembali berdasarkan sejarah, kemenangan Roma melawan Parma di Stadion Olimpico pada tahun 2001 menjadi momen penting bagi tim ibukota tersebut. Kemenangan tersebut memastikan Roma meraih scudetto Serie A musim 2000/2001.
Bagi Francesco Totti, dua gol ke gawang Parma pada tahun 2004 menasbihkan dirinya menjadi pencetak gol terbanyak Roma sepanjang masa di Serie A melewati Roberto Pruzzo. Pada 2013, gol ke-226 Totti di Liga Italia, yang tercipta ke gawang Parma, menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak kedua sepanjang sejarah Serie A, melampaui Gunnar Nordahl dan masih di bawah Silvio Piola.
Bagi Parma, kemenangan melawan Roma dan sebelumnya melawan Napoli pada tahun 1990, mengukuhkan Parma untuk tetap bertahan di Serie A. Musim 1990/1991 merupakan musim pertama kali Parma bertanding di kompetisi tertinggi Liga Italia.
Perkiraan Susunan Pemain
Parma (4-3-3): Sepe; Gagliolo, Bastoni, Alves, Iacoponi; Rigoni, Stulac, Barilla; Biabiany, Inglese, Gervinho
As Roma (4-2-3-1): Olsen; Kolarov, Manolas, Fazio, Florenzi; Cristante, Nzonzi; Perotti, Zaniolo, Under; Schick
Rekor Head to Head (H2H)
Parma hanya menang delapan kali dari 24 pertandingan di Serie A saat menjamu AS Roma. AS Roma unggul 12 kali kemenangan dan sisanya delapan kali imbang.
15-02-2015 Roma vs Parma 0-0
24-09-2014 Parma vs Roma 1-2
02-04-2014 Roma vs Parma 4-2
16-09-2013 Parma vs Roma 1-3
17-03-2013 Roma vs Parma 2-0
Penulis: Nurcholis Maarif
Editor: Fitra Firdaus