tirto.id - Pertarungan Liverpool vs Manchester City di leg pertama perempat final Liga Champions digelar pada Kamis, 5 April 2018 pukul 01.45 WIB. Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp pernah menyebutkan strategi gegenpressing timnya ibarat musik heavy metal. Ini berbeda jauh dari tiki-tika milik Pep Guardiola yang bagai orkestra.
Menjelang pertemuan dengan Manchester City, Anfield, kandang Liverpool memiliki memori indah. 14 Januari lalu, stadion tersebut menjadi saksi kejatuhan The Citizens, julukan Manchester City. Liverpool mereka 4-3, dan hingga kini menjadi satu-satunya kekalahan tim asuhan Pep Guardiola di Liga Inggris.
Bagi Jurgen Klopp pertarungan melawan Manchester City selalu istimewa. Meskipun di putaran pertama Liga Inggris musim ini Liverpool dihancurkan The Citizens dengan skor 5-0, bukan berarti perbedaan kelas mereka mencolok. Liverpool tumbang setelah bermain 10 orang karena kartu merah Sadio Mane.
"Siapapun yang melihat dua pertarungan kami di Liga Inggris musim ini, mengetahui laga (Liverpool versus Manchester City) ini adalah pertandingan yang menarik. Demikianlah sepakbola seharusnya dimainkan," kata Klopp dikutip dari laman resmi UEFA.
Klopp melihat pertemuan dengan Manchester City adalah tantangan bagi pelatih manapun. Pasalnya, untuk melawan City, sebuah tim tidak hanya dituntut untuk sekadar menyerang atau bertahan. Melainkan, melakukan kedua hal tersebut.
"Fokus utama bukanlah pada hasil, tetapi lebih banyak bertindak tepat dibandingkan lawan. Anda tidak mungkin sekadar bertahanketika berjumpa Manchester City sembari berharap mereka mencetak gol."
"Akan ada banyak pelatih yang menonton pertandingan ini, untuk menemukan solusi cara bertahan yang baik, sekaligus menciptakan kesempatan untuk berbahaya dalam menyerang tim terbaik. Tidak ada jaminan taktik ini bekerja menghadapi mereka. Pemain di lapanganlah yang akan menentukan hasil pertandingan."
Kesempatan Metal Mengalahkan Orkestra
Gaya gegenpressing yang diterapkan Klopp sering disebut bertolak belakang dengan gaya tiki-taka Pep Guardiola. Gegenpressing berarti tim langsung menekan ketika kehilangan bola. Sebaliknya, tiki-taka mengutamakan dominasi penguasaan bola, dan tidak membiarkan lawan kesempatan sedikitpun.
Hal inilah yang pernah membuat Klopp membandingkan gaya timnya yang 'jatuh-bangun' di lapangan untuk memenangkan bola dengan gaya musik heavy metal. Sementara gaya tim yang mengandalkan penguasaan bola, seperti tim Pep Guardiola, rapi dan indah bagai orkestra.
"Saya tidak suka menang dengan penguasaan bola 80 persen. Maaf ini tidak cukup bagi saya. Sepakbola penuh pertarunganlah yang saya suka."
Sekarang, Klopp memiliki kesempatan untuk mengalahkan sepakbola ala orkestra milik Pep Guardiola. Bukan hanya sekadar karena kemenangan pada Januari lalu. Tetapi juga karena rekor head to head. Dalam empat pertemuan Liverpool melawan Manchester City di era Klopp-Guardiola, The Reds menang dua kali, seri sekali, dan hanya kalah sekali.
Sang pelatih asal Jerman menuturkan, "Perbedaan gaya kami tidak jauh berbeda. Hanya, Pep selalu memiliki tim yang lebih baik daripada saya. Anda bisa melihat Manchester City, mereka memiliki lebih banyak poin daripada Liverpool. tetapi perbedaan itu tidak pernah setipis saat ini."
Perkiraan Susunan Pemain
Liverpool: Loris Karius; Trent Alexander-Arnold, Joel Matip, Virgil Van Dijk, Andrew Robertson; Alex-Oxlade Chamberlain, Jordan Henderson, James Milner; Mohamed Salah, Roberto Firmino, Sadio Mane
Manchester City: Claudio Bravo; Kyle Walker, Vincent Kompany, Nicolas Otamendi, Aymeric Laporte; Kevin De Bruyne, Fernandinho, David Silva; Raheem Sterling, Sergio Aguero, Leroy Sane
Peluang Tim
Manchester City memiliki materi pemain yang lebih berkualitas dibandingkan Liverpool di semua lini. Meskipun demikian, gegenpressing yang dipilih Klopp akan menutupi perbedaan kualitas tersebut. Tim Pep Guardiola akan kesulitan mengandalkan penguasaan bola mutlak khas mereka. Peluang Liverpool untuk menang justru lebih besar.
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Fitra Firdaus