Menuju konten utama

Prabowo dan Airlangga Bertemu Selama Satu Jam, Apa yang Dibahas?

Mereka berdua membahas isu-isu kemandirian ekonomi hingga perkembangan geopolitik dunia.

Prabowo dan Airlangga Bertemu Selama Satu Jam, Apa yang Dibahas?
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto bertemu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (19/9/2022). foto/Kemenko Perekonomian

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto bertemu dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Kantor Kemenko Perekonomian pada Senin (19/9/2022) di Jakarta. Pertemuan berlangsung lebih dari 1 jam itu membahas tentang isu-isu global dan tantangan yang sedang dihadapi dunia hingga berbagai dinamika permasalahan nasional.

Terutama yang berkaitan dengan isu-isu kemandirian ekonomi, ketahanan nasional, keamanan, dan perkembangan geopolitik dunia. Tidak hanya itu, dalam pertemuan itu juga dibahas mengenai strategi dan sinergi antar kementerian untuk menghadapi situasi dunia yang tidak menentu dan penuh dengan ketidakpastian.

Mulai dari tantangan krisis pangan, energi dan keuangan, sebagai dampak dari konflik Rusia - Ukraina. Lalu pandemi COVID-19 yang masih belum usai.

"Saya menyambut baik kunjungan dari sahabat Saya, Bapak Prabowo Subianto, untuk membahas berbagai isu penting dan strategis di tingkat global, yang berdampak pada kehidupan bangsa Indonesia, mulai dari isu ketahanan pangan, krisis energi, ancaman krisis keuangan di berbagai negara lain, serta sejumlah tantangan yang sedang dihadapi masyarakat dunia," kata Menko Airlangga dalam pernyataannya.

Lebih lanjut, mereka juga membahas terkait isu ketahanan pangan, terutama setelah Rapat Terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo yang mengarahkan agar para menteri dalam kabinetnya terus menjaga ketahanan pangan, melalui peningkatan produktivitas di dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor pangan.

Jokowi kata Airlangga menginginkan agar neraca ketersediaan dan harga berbagai komoditas terjaga, seperti kedelai, cabai dan bawang merah agar bisa tetap terjaga sampai akhir tahun 2022. Selain itu, dia juga menyampaikan agar dapat mendorong peningkatan produksi kedelai nasional, sehingga kebutuhan kedelai dalam negeri sebesar 2,4 juta ton tidak 100 persen bergantung kepada impor.

”Presiden juga menginginkan agar petani bisa memproduksi kedelai, dan meminta BUMN untuk membeli dari petani dengan harga Rp10.000 (per kilogram) sehingga harga yang sudah dijamin ini menjadi cukup menarik bagi petani agar mau menanam kedelai," bebernya.

Selain itu, Jokowi kata Airlangga juga mendorong penggunaan bibit unggul yang telah direkayasa secara genetik atau atau Genetically Modified Organism (GMO), agar produktivitas bisa meningkat. Harapannya, dengan GMO produksi kedelai bisa meningkat hampir 2 kali lipat, yaitu dari sekarang sekitar 1,6 - 2 ton per hektar menjadi 3,5 - 4 ton per hektar. Pemerintah juga menyiapkan anggaran untuk perluasan lahan tanam, sehingga bisa meningkatkan produksi di dalam negeri dan mengurangi impor pangan.

Seperti diketahui bersama, Jokowi telah menunjuk Kementerian Pertahanan untuk turut membantu program food estate atau lumbung pangan nasional bersama kementerian lainnya. Dalam program food estate Kemhan di Kalimantan Tengah, lahan food estate ditanami singkong yang tentunya dapat diolah menjadi tepung, mie hingga sumber energi.

Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan program yang lebih luas, tentunya akan dilakukan uji coba pada skala yang lebih kecil. Namun jika program ini telah berhasil, maka akan dilakukan dalam skala yang lebih luas di berbagai wilayah di Indonesia dengan tidak tertutup kemungkinan melibatkan badan usaha.

Food Estate dapat dikembangkan sebagai pusat produksi cadangan pangan dari tanah milik negara, pengelolaan penyimpanan cadangan pangan untuk pertahanan negara, dan distribusi cadangan pangan ke seluruh wilayah Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, keduanya juga sepakat untuk terus saling bekerja sama sesuai arahan Jokowi dalam pidato kenegaraan 16 Agustus 2022 lalu, bahwa semua lembaga negara perlu untuk selalu waspada, selalu hati-hati dan selalu siaga di tengah kondisi dunia yang tidak menentu. Kemandirian ekonomi dan ketahanan nasional, merupakan pilar paling penting dalam mewujudkan cita-cita dan perjuangan bangsa Indonesia.

Baca juga artikel terkait KETAHANAN NASIONAL atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin